Saturday, January 29, 2011

TENTANG ADAM DAN HAWA


        
 Sudah menjadi kebiasaan yang akhirnya di imani menjadi sebuah kebenaran, bahwa ketika mendengar kata Adam dan Hawa maka imajinasi pikiran masyarakat dan orang-orang tentang Adam dan Hawa itu adalah sepasang kekasih atau dua sejoli yang di ciptakan Allah di dunia ini, lalu apakah memang betul Nabi menerangkan Adam dan Hawa itu sebagai sosok manusia yang di ciptakan Allah di muka bumi ini ? padahal saya pernah meneliti semua ayat yang berhubungan dengan kata Adam, di situ saya melihat suatu bukti bahwa tidak ada ayat yang mengawali kata Nabi sebelum Adam, atau kata siti sebelum Hawa, namun karena memang daya dari imajinasi pikiran itu hanya mampu menangkap hal-hal yang bersifat benda, maka imajinasi pikiran orang-orang tentang Adam pun menjelma menjadi sosok manusia, padahal Adam dan Hawa yang di maksud oleh Rosul tentangnya berbeda jauh dari apa yang ada dalam pikiran orang-orang saat ini.


seperti halnya ketika saya bertanya kepada teman saya kenapa ular tidak di kasih kaki ?
teman2ku ada yg jawab kalau di kasih kaki jadi kayak komodo, kayak buaya, dll, padahal maksud saya kenapa ular ngak di kasih kaki itu karena kalau ular di kasih kaki pasti ngigit, coba saja kalau ada ular yg kebetulan lewat di depan kita terus kamu kasih kaki kamu, pasti ngigit kan ? nah itulah tentang Adam dan Hawa, jd bukan salah Nabi yg menerangkan, bkn pula salah ummatnya yg berbeda dengan apa yg di maksud tentang Adam, hanya perbedaan pandangan dan paradigma tentang apa yg di maksud, itu saja.


 Rosul menerangkan tentang Adam itu bukanlah dengan maksud sebagai sosok manusia tapi beliau menerangkan Adam itu adalah asal-usul atau proses kehidupan manusia yang memiliki persamaan, di mana manusia sebelum di lahirkan ke dunia ini, awalnya berada di syurga, lalu Allah meniupkan ruh-Nya ke dalam rahim seorang wanita, dan setelah sempurna kejadiannya maka lahirlah ia ke dunia ini dalam keadaan telanjang.


maka di katakan bahwa setiap manusia adalah anak cucu Adam.


 maksudnya bahwa dulunya manusia itu mengalami proses yang sama, yaitu semua manusia asalnya di syurga, sebelum ia lahir ke dunia ini, contohnya kalau anda lahir pada tahun 1978, maka di mana anda pada tahun 1977 ? tentunya anda di syurga, itulah maksud dari cerita tentang Adam, karena Adam itu sendiri adalah bahasa arab yang arti dalam bahasa indonesianya itu adalah dahulu atau awal-mula, maka cobalah untuk mengganti imajinasi anda dengan mengubah setiap kedudukan kata Adam di ubah maknanya dengan kata Dahulu atau Awal-mula.


 maka jelaslah semua manusia dahulunya (Adam) memiliki proses yang sama, pertama-tama manusia itu berada di alam rahim, karena dulunya terjadi dan tercipta karena HAWA/NAFSU yg tercipta dari tulang rusuk yg turun naik, setelah itu ia lahir ke dunia, lalu ia mengalami masa kanak-kanak, DAHULUNYA (adam) manusia belajar nama2 (asma) dari ibunya, lalu masa remaja, masa dewasa, hingga masa tua, lalu ia meninggal. 


jadi semua manusia mengalami tiga alam dalam hidupnya, yang pertama Alam Rahim (alam Adam) yang ke dua Alam Dunia (skrng yg sedang baca), dan yang ke tiga Alam Akhirat, dan kita saat ini sedang berada dalam fase Alam Dunia, karena sedang menjalani hidup didunia,sedangkan Alam Rahim itu adalah Alam yang telah lalu ,dan Nabi menyebut Alam Rahim itu dengan istilah Adam,


 jadi semua manusia pernah mengalami Alam Rahim dan pasti melewati masa itu sebelum ia lahir ke dunia ini, maka tidak salah kalau Nabi mengatakan "bahwa setiap manusia adalah anak cucu Adam", maksudnya adalah bahwa setiap manusia dahulunya mengalami alam rahim sebelum ia lahir ke dunia dalam keadaan telanjang.


 lalu ada ayat yang mengatakan “Dan Allah mengajarkan asma pada Adam”, maksud dari ayat tersebut adalah; Dan dahulu semua manusia belajar dulu mengenal nama-nama, baik dari orang tuanya atau pun dari lingkungannya, semua manusia setelah terlahir ke dunia ini dalam keadaan telanjang, maka ia belajar dulu mengenal nama-nama dari mulai A sampai Z, hingga ia pandai berkata-kata dan pandai berpikir, maka dari sanalah Adam pun mulai memakan buah kholdi, maksud dari buah kholdi itu adalah buah pikiran yang buruk sehingga ia termakan oleh godaan syetan, maka di sanalah manusia mengenal dosa, lalu ia kembali kepada Allah dengan taubat dan berserah diri kepada Allah.


 ada pun Hawa yang di maksud dalam ayat tersebut adalah Nafsu atau daya-daya yang ada di dalam dirinya, karena memang Hawa itu adalah istri atau peserta hidup manusia di dunia ini, karena Hawa itu artinya adalah Nafsu, yang berasal dari kata Hawahu, karena ketika manusia terlahir ke dunia ini ia di ikut-sertakan dengan hawahu atau nafsu yang selalu menyertainya kemana pun manusia pergi, karena selama manusia hidup maka manusia tidak bisa lepas dari yang namanya Hawa-Nafsu yang ada di dalam dirinya, namun banyak manusia yang tidak sadar diri dan tidak mampu mengendalikan Hawa-Nafsu yang ada di dalam dirinya, sehingga di ceritakan dalam dongeng kalau Hawa itu akhirnya terpisah dari Adam, namun saat Adam kembali bertaubat kepada Allah maka di sanalah Adam kembali di persatukan dengan Hawa, maksudnya bahwa ketika manusia tidak dalam keadaan sadar diri, banyak di antaranya yang tidak mampu mengendalikan nafsu (hawa) dan hidupnya berada di bawah kendali nafsu (hawa), sehingga ia jauh dari Allah yang bisa mengendalikan nafsunya, namun setelah ia mulai meginsafi diri dan kembali kepada Allah, maka Allah pun kembali membuat dirinya sadar dan manusia bisa kembali mengendalikan nafsunya, sehingga Adam dan hawa pun bersatu kembali sesuai dengan kehendak Tuhan dalam hidupnya.

         Namun dongeng tentang Adam dan Hawa yang di ceritakan dalam wujud sosok rupanya sudah menjadi suatu hal yang tertanam kuat dalam diri manusia, sehingga akan sangat sulit untuk mengubah pola pikir orang yang telah memakan buah holdi tersebut, karena memang akal-pikiran manusia terbatas imajinasinya kepada hal-hal yang bersifat kebendaan saja, sehingga sedikit sulit bagi pikiran untuk dapat membayangkan angin, karena pikiran hanya dapat membayangkan benda-benda yang tertiup angin, begitu pun amarah atau daya-daya yang ada di dalam diri manusia, maka pikiran orang tidak akan mampu menggambarkan bagaimana jalannya amarah atau daya di dalam dirinya, karena pikiran hanya mampu menangkap ekspresi wajah orang yang terbawa amarah, artinya pikiran hanya mampu membayangkan sosok dan bentuk dalam wujud benda atau orang ketika Nabi menerangkan tentang proses kehidupan manusia, maka lahirlah cerita Adam dan Hawa yang di gambarkan oleh orang-orang sekarang itu sebagai sosok manusia, padahal dengan jelas Nabi pun mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia itu tidak hanya sejodoh saja, tapi Allah menciptakan manusia itu berjodoh-jodoh, artinya Allah menciptakan manusia itu langsung banyak, dan Allah maha kuasa melakukan itu.


ada pun tentang syurga itu di telapak kaki ibu, maksudnya mungkin adalah bahwa ketika sang bayi di lahirkan maka posisi bayi tersebut tepat di antara dua belah telapak kaki ibunya,maka di katakan syurga di bawah telapak kaki ibumu.


jd dulunya/Adam ibu dan bapak kita saling berdesakan krn terdorong nafsu/hawa yg tercipta dari tulang rusuk mrk yg turun naik, dari hawahu itulah maka terjadilah kita.


jadi Adam itu adalah awal mula, atau dahulu, bahkan menurutku telor pun adalah Adamnya bagi Ayam, tapi kalau km bertanya siapa manusia yg pertama di ciptakan oleh Allah maka tanyakanlah mana dulu yg di ciptakan Allah ? apakah telor dulu, ataukah ayam dulu ? karena Allah Maha Kuasa menciptakan manusia dalam perbedaan bahasa, warna kulit, dan berbeda-beda bangsa, Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan, artinya tidak hanya sepasang saja manusia yg di ciptakan Allah, tp banyak dan tak terhingga, itulah kekuasaan Allah yg tak terbatas.