Monday, August 27, 2012

cerita bijak tentang KEBAHAGIAAN.

cerita bijak tentang KEBAHAGIAAN.


suatu ketika seorang guru spiritual saya berdiri di depan kelas, beliau membawa toples yg besar, lalu ia mengambil batu-batu dari kantongnya dan memasukannya ke dalam toples hingga melu
ap, dan dia berkata, apakah toples ini sudah benar2 terisi penuh ? belum jawab murid2nya, ia pun kembali mengambil pasir putih dr dalam tasnya, sampi meluap, dan kembali bertanya, apakah skrng toplesnya sudah terisi penuh ? belum jawab muridnya serempak, krn masih ada celah, maka akhirnya guru itu pun kembali mengambil sesuatu, kali ini dia mengambil teko air, lalu menuangkan airnya ke dalam toples tersebut hingga airnya meluap, dia pun kembali berkata; apakah sekarang sudah penuh ? ya skrng toples tersebut sudah penuh jawab semua muridnya. itu adalah sebuah contoh tentang meraih mimpi dan kebahagiaan.

saya umpamakan batu tersebut sebagai batu kebahagiaan.
saat kita tidak memiliki kebahagiaan dalam diri kita maka kita tdk mungkin dapat membagi kebahagiaan kepada orang lain.jadi mengapa banyak org yg memberikan prioritas kepada kebahagiaan, terus menundanya hingga saat akhir nanti.

ktk sy kecil ibuku melarangku tuk bermain bola krn itu akan menghambat belajar, kerjakan dulu PR dan tekun belajar krn ibu-bapakku bilang, ujian itu sangat penting, karena kamu akan bahagia nanti.

saya mengikuti nasihat mrk dan lulus dgn baik, tp itu tdk membuat sy terlalu bahagia.

beberapa tahun kemudian sy beranjak dewasa, dan sering keluyuran sore dan begadang di akhir pekan, hingga suatu ktk ibuku menegurku untuk tdk melakukan itu, dulu di larang mengejar2 bola skrng di larang mengejar2 cewek. mk sy pun tekun belajar dan meninggalkan tonkrongan di sore hari, krn ibuku bilang km akan bahagian klo lulus ujian SMP.

sekali lg sy ikuti nasihat mrk, dan lulus SMP, tpi saya tdk terlalu bahagia setelah lulus SMP, malah ibuku menyuruh pamanku mengantarkanku ke sebuah pondok modern Assalam (cabang gontor) dengan disiplin yg ketat.

lama kelamaan saya mulai curiga, dan saya mendapati suatu kenyataan dalam hidup, bahwa banyak di antara temanku yg belajar dengan keras untuk lulus sekolah dan lulus sarjana, lalu stelah mendapat gelar sarjana ia akan bekerja keras untuk menabung, dan membeli sebuah mobil atau motor krn dengan itu ia akan mendapatkan kebahagiaan, setelah itu ia akan bekerja keras untuk percintaan dan mencari pasangan hidup yg cocok dan berharap dapat kebahagiaan setelah menikah, setelah itu ia akan terus bekerja keras untuk memiliki sebuah rumah untuk bernaungnya keluarga kecil yg telah di binanya, krn berharap setelah punya rumah sendiri ia akan mendapatkan kebahagiaan, tapi lagi-lagi kehadiran anak dalam pernikahannya membuatnya terus bekerja keras akan setelah itu ia dapat membiayai sekolah anak-anaknya dan menjaminnya hingga anak2nya menikah, mungkin setelah anak-2nya menikah ia dapat pensiun dan mendapat kebahagiaan di hari tua, lagi-lagi penyakit telah meradang dalam dirinya krn selama hidupnya ia terlalu keras pada dirinya sendiri, sehingga akhirnya kebahagiaan itu menjadi suatu hal yg semu bagi dirinya.

bagi mrk yg percaya " saat mendapatkan itu saya akan bahagia" kebahagiaan hanya akan menjadi impian di masa depan, dan ketika waktu menghampiri, sesungguhnya ia tidak pernah sekali pun mencicipi suatu kebahagiaan dalam hidup meski pun ia hidup dalam kecukupan. krn kebahagiaan dalam hidup hanya di dapat apa bila kita memerdekakan diri kita dari
keinginan. apakah anda ingin bahagia ? atau menerima apa yg ada dan bahagia dengan mensyukuri yg ada ? hidup ini pilihan.
 
 

No comments:

Post a Comment