Monday, August 27, 2012

kisah bijak. K O P I


kisah bijak.
 
K O P I

Sediakanlah tiga buah panci berisi air, lalu letakkan di atas tungku atau kompor. Setelah itu, masukkan beberapa wortel kedalam panci yang pertama, lalu telur di panci yang kedua, dan serbuk kopi di panci yang ketiga. K
emudian panaskan ketiga panci tersebut yang telah terisi wortel, telur dan kopi selama kurang lebih 15 menit.

Setelah 15 menit, angkatlah masing-masing benda tersebut dari panci, kemudian lihat apa yang terjadi. Wortel yang tadinya keras, setelah dipanaskan selama 15 menit menjadi lembek., telur yang tadinya lembut setelah dipanaskan menjadi keras. Sedangkan kopi tetap kopi, namun justru memberi keharuman dan warna pada air dalam panci tersebut.

Apa arti percobaan tadi…
Panci dan air yang dipanaskan melambangkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Sedangkan ketiga benda yang ada didalamnya menunjukkan sikap mental kita setelah menghadapi permasalahan tersebut.

Wortel….. melambangkan seseorang yang tadinya tegas dan teguh pada pendirian serta nilai-nilai hidup, selalu berusaha untuk jujur dan siap bekerja keras. Namun, setelah menghadapi permasalahan hidup, tekanan lingkungan maupun kedaan keluarga membuat dia memiliki mental yang lemah, tidak berani mengambil keputusan sehingga konsep dirinya-pun berubah.

Telur …. Melambangkan seseorang yang tadinya lemah lembut, mengerti perasaan orang lain dan memiliki hati yang mau melayani. Namun, karena diterpa permsalahan besar dan bertubi-tubi membuatnya menjadi mudah tersinggung, keras kepala dan egois.

Kopi ….. melambangkan eksistensi diri yang tidak berubah sekalipun beban permasalahan menghimpit dan menekan sedemikian rupa. Ketika masuk dalam dapur penderitaan, yang bersangkutan justru mampu memberikan warna dan keharuman bagi lingkungannya. Dia tidak mengeluh dengan permasalahan yang dihadapi. Dari mulutnya tidak keluar ucapan2 yg menggerutu dan apatis, sekalipun menghadapi persoalan yg demikian berat, dia tetap optimis bahkan mau berbagi pengalaman agar orang lain tidak mengalami hal serupa



No comments:

Post a Comment