Monday, August 27, 2012

kisah bijak. SANG PEMANGSA AMARAH

suatu ketika di zaman dahulu kala.

ketika Raja sedang pergi ke luar istananya, masuklah sesosok makhluk yg menyeramkan, badannya besar, baunya menyengat, dan selalu mengatakan perkataan-2 yg jorok, makluk itu pun memasuki ruangan Raja dan duduk di kursi Raja.

Para pengawal yg menyadari kedatangan makhluk tersebut langsung mengusirnya, dengan berkata : hai kau makhluk jelek, pergilah dari istana Raja Kami.
Mahluk tersebut tidak pergi, tapi badannya malah semakin besar, baunya semakin menyengat, dan perkataan yg keluar dari mulutnya semakin kasar dan semakin jorok.
Sang Pengawal Raja pun marah kepada moster tersebut dan berkata : kalau kau tidak pergi dari sini saya akan membunuhmu, tapi setelah berkata seperti itu mahluk itu pun sosoknya menjadi bertambah besar, dan ototnya pun semakin kuat dan kokoh, baunya semakin bau menyengat, dan mulutnya pun semakin gencar mengatakan perkataan-perkataan jorok.
ketika salah satu pengawal hendak mencabut pedangnya, Mahluk tersebut akhirnya mengamuk dan mengobrak abrik istana, ia semakin besar, semakin marah dan semakin bau, juga smakin berkata dan memaki-maki.

setelah situasi agar rada, datanglah Sang Raja.

ketika Raja memasuki ruangannya, Raja langsung tersenyum kepada Makluk menjijikan tersebut, dan berkata; selamat datang di istana Kami tamu terhormatku, silahkan duduk santai dan nyaman, anggap saja ini sebagai rumahmu sendiri.

ketika raja berkata seperti itu makhluk itu pun menyusut, baunya pun berkurang, dan kata2 kotor dan makian yg di lontarkannya pun berkurang.

lalu Raja kembali berkata sambil memeri israyat kepada para pelayannya, sementara Kita ngobrol hidangan akan di sajikan untukmu hai Tamuku.
para pengewal pun langsung mengerti apa yg di inginkan Sang Raja, maka para pengawal kerajaan pun sibuk tuk memeberi sesajen kpd makluk menjijikan tersebut, ada yg menelpon ke 500-600 memesan Pizza Hut family size untuk makhluk seukuran itu, ada yg menyiapkan kopi satu ember penuh, ada yg mnyiapkan roti panggang hingga baskom untuk cuci tangan dan handuk ukuran besar untuk lap makannya.

serta merta ukuran moster itu menyurut dan semakin mengecil, dan semakin Raja berbuat baik kepada makhluk tersebut maka semakin mengecillah makhluk tersebut, hingga akhirnya makluk itu pun berukuran semakin kecil sebesar kucing, bahkan akhirnya menghilang dari istana Raja.

hikmah dari cerita tersebut adalah, bahwa makhluk yg datang ke istana Raha tersebut sama halnya seperti nafsu yg datang ke dalam diri kita, semakin kita jengkel dan memarahinya, enyah kau nafsu, aku tdk ingin kau ada di hatiku, enyah kau kenangan burukku bersamanya, aku tidak ingin Kau terus membayangi hidupku, semakin kita berkata begitu, semakin nakal lah nafsu yg ada dalam diri kita, justru kekuatannya semakin besar, dan semakin tidak dapat di kontrol oleh diri, namun ketika jiwa kita tenang, lalu kita memberi masukan-masukan yg baik, sopan, dan pengertian ke dalam diri, maka nafsu itu pun berangsur-angsur surut bahkan akhirnya menghilang dalam diri kita, sehingga kita pun dapat kembali menghirup udara kebebasan dari nafsu dan kendalinya, krn cara untuk menangani nafsu bukan di balas dengan nafsu, seperti pun cara memadamkan api bukan di seprot dengan bensin. semoga kisah itu dapat menjadi inspirasi dalam hidup kalian, salam persaudaraan.


2 comments:

  1. Bos kalau napsunya ilang berarti wes kembali ya bos
    gak idup lagi
    selama masih idup, napsu pasti ada, lha wong peserta kehidupan
    cuman ketika kita dimurahi sehingga napsu tsb tidak dapat mempengaruhi kita, itu yang sipp

    ReplyDelete