Saturday, June 25, 2011

MAKNA DARI BULAN YANG TERBELAH DUA

           Di tempat lain di mana ketika seorang anak manusia biasa di bangkitkan untuk menjadi utusan Allah, maka Al-qur’an menyebutkan itu sebagai Iqtirabus Saa’ah ;
“Saat (Hari Qiyamat) sudah dekat waktunya, maka bulan pun terbelah. (Q.S 54 : 1).
           Lalu bagaimanakah bulan itu bisa terbelah? baiklah saya akan membicarakan hal ini supaya bisa lebih jelas, yang relevan dari ayat ini adalah bagian pertama ayat, seribu tiga raut tahun telah berlalu sejak hal tersebut di bicarakan dan diramalkan oleh rosul atau Nabi Ahmad (Muhammad) tentang ramalan terbelahnya bulan dan ramalan Qiyamat yanga akan datang tiga belas abad setelahnya, tapi Qiyamat dalam pandangan umum ternyata belum datang juga, meskipun yang dibicarakan oleh rosul tersebut adalah masanya Qiyamat besar  maka kalau kita tidak mengkajinya dengan teliti dan hanya melihat selewat saja akan tampak suatu hal yang tidak ada hubungannya antara Qiyamat besar dan terbelahnya bulan dan Nabi Ahmad (Muhammad) membucarakan bahwa itu sekurang-kurangnya akan terjadi 1300 tahun setelahnya, namun bulan terbelah saat Qiyamat besar belum juga terjadi.
         Sebenarnya saa’ah yang disebutkan disini tidak berarti kematian bagi seluruh alam dan manusia, saa’ah yang di maksud adalah suatu kehancuran pandangan lama dan suatu kebangkitan pandangan baru dalam alam diri manusia,dan itu berarti di turunkannya Nabi baru sebagai utusan Allah, ada pun yang dimaksud dengan terbelahnya bulan di sini sebenarnya adalah nubuwatan yang bertalian erat dengan kehancuran politik orang-orang musyrik Arabia,di dalam buku-buku yang berkenaan dalam ta’wil mimpi, bulan di artikan sebagai pemerintahan dan kekuatan politik, di mana kala itu pun terbukti dan terjadi kepada Nabi Ahmad (Muhammad) di mana kala itu kekuatan politik kaum musyrik arab dengan Negara Mekkahnya hancur, sedangkan di sisi lain Allah membangkitkan Negara Madinah di atasnya untuk menggantikan dan mengubah segala sistem hukum lama yang jahiliyah dengan hukum baru yang di bawa oleh rosul, maka itu pun bisa di maknai sebagai Qiyamat yaitu saat terbelahnya bulan menjadi dua bagian yaitu (Mekkah dan Madinah).
            Bahwa dalam impian ru’yah bulan berarti kekuatan politik atau pemerintahan atau seorang penguasa perorangan yang di percaya memangku kekuasaan tersebut adalah begitu terkenal dikalangan orang-orang arab sehingga pengikut agama yang lainnya pun men ta’wil kannya begitu,tercatat dalam sejarah bahwa menyusul setelah penaklukkan Khaibar (benteng kaum yahudi didekat madinah) tatkala safiah, yaitu putri dari dari seorang pemimpin yahudi yang terkemuka kawin dengan Nabi Ahmad (Muhammad), beliau melihat beberapa goresan panjang pada pipinya safiah,tatkala beliau menanyakan apa sebabnya? Maka safiah pun menjawab ; “suatu saat dalam mimpi, saya melihat ada bulan jatuh ke atas dari langit ke atas pangkuan saya, saya terkejut dengan mimpi itu, dan saya menanyakannya kepada suami saya yang juga menanyakannya kepada ayah saya, yang di pandang sebagai orang alim di antara kaum yahudi,tetapi pada saat ayah saya mendengar kabar tersebut, ia sangat marah dan memukul saya dengan keras pada muka saya sambil membentak: “jadi kamu ingin kawin dengan raja arab yang baru itu ? pukulan tersebut di lakukannya dengan kemarahan yang besar sehingga meninggalkan goresan abadi di muka saya ini, jadi terbelahnya bulan dalam arti apa pun di tunjukan kepada Nabi Ahmad atau (Muhammad), maka maksud dari terbelahnya bulan pada saat Qiyamat besar terjadi yang di ramalkan rosul bahwa itu akan terjadi 1300 tahun setelahnya akan menjadi sia-sia dan sebuah kebohongan yang nyata apabila Qiyamat dan terbelahnya bulan itu di artikan dalam wujud bentuk atau benda, karena sampai saat ini Qiyamat dan terbelahnya bulan dalam pengertian umum belum terjadi juga.
            Tiga belas abad setelah Rosul Muhammad (Ahamad) meninggal telah berlalu, maka pada tanggal 22-juni-1901 yaitu 12-robiul awal-1313 hijriah, lahirlah seorang anak manusia biasa pada tanggal dan bulan yang sama dengan tanggal dan bulan ketika Nabi Ahmad (Muhammad) di lahirkan 13 abad yang lalu, dan tentunya itu bukanlah suatu hal yang bisa di katakan kebetulan, karena semua yang ada di dunia ini memang atas kehendak dan kuasaNya, dan atas saran seorang kakek tua yang misterius pada saat itu,maka di namailah ia dengan nama Muhammad Subuh, di mana sebelumnya ia sempat di beri nama oleh ibunya dengan nama Soekarno, namun karena bayi itu sakit-sakitan, dan atas saran kekek tua tersebut untuk mengganti namanya, maka di gantilah namanya menjadi Muhammad Subuh, belakangan di ketahui bahwa kakek tua yang memberikan nama Muhammad Subuh itu ternyata  adalah sunan kali jaga yang telah meninggal ratusan tahun sebelumnya, sunan kali jaga inilah yang menciptakan wayang di tanah jawa ini, mungkin dalam islam sunan kali jaga ini di kenal dengan istilah Nabi Hidir, yaitu seorang Nabi yang selalu hadir di saat utusan-utusan besar di turunkan, dalam Agama Kristen ia di sebut sebagai Roh Qudus yaitu Roh Suci yang menjaga alam dunia ini, dan terbukti tidak lama setelah itu kekuatan politik pemerintahan jepang runtuh dan mundur dari negeri Indonesia yang tercinta ini, dan bangkitlah kemerdekaan pemerintahan Republik Indonesia (R.I) pada tahun 1945, namun pada tahun 1947 president dan wakil president RI di buang ke digul, dan pada saat yang sama itu juga Organisasi Kejiwaan Subud di dirikan dengan resmi pada tahun 1947, maka secara de facto dan de jure, Nege-Ri Indonesia ini sebenarnya adalah milik Organisasi Kejiwaan Subud, karena pada saat itu pemerintahan RI vacum, karena kepala dan wakil pemerintahannya tidak ada, dan apalah artinya sebuah organ tanpa kepala, maka pada saat itu sebenarnya telah terjadi suatu kebangkitan atau Qiyamat Ruhani untuk seluruh ummat manusia, yaitu untuk segenap manusia yang merindukan kedatangannya, saat itu seorang Imam di turunkan Allah untuk menjadi bapaknya semua ummat manusia tanpa mengenal batas Agama, Negara, dan bahasa, itulah yang di ramalkan Nabi tentang Imam Mahdi yang akan turun di zaman modern ini, dan beliau adalah pembuka pintu mihrab baru menuju suatu peribadatan yang lebih tinggi dari sebelumnya seperti yang pernah di jelaskan Nabi Ahmah (Muhammad) di dalam (Q.S 24 : 35), bahwa apa yang di bawanya dan di turunkannya bukanlah syariat yang telah ditutup oleh Nabi Ahmad (Muhammad) namun beliau adalah seorang tokoh pembuka menuju suatu pintu mihrab baru yang di sebut haqiqat atau cahaya di atas cahaya.

No comments:

Post a Comment