Saturday, June 25, 2011

SHOLAT YANG CELAKA

“Fawaelul lil mushollin, alladzinahum ang sholatihin sahun”
“maka celakalah orang yang sholat, yaitu orang yang riya dalam sholatnya”

       Kutipan ayat tersebut di atas harusnya menjadi petunjuk bagi orang-orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah (ilmu Allah), karena sholat yang di maksud dalam kutipan ayat tersebut di atas adalah sholat yang di laksanakan dengan maksud ria, dan kata ria adalah persamaan dengan kata sombong, lalu seperti apakah kriteria orang-orang yang ria atau sombong dalam sholatnya ?
       Sholat artinya adalah hubungan, yaitu suatu kontak langsung dengan kekuasaan Allah yang ada di dalam diri manusia, karena kekuasaan Allah itu ada di luar diri manusia yang paling dalam dan ada di dalam diri manusia yang paling dalam, karena Allah itu maha ghaib yang tidak bisa di pikirkan oleh akal pikiran manusia bagaimana eksistensi-Nya dalam diri manusia, jadi untuk bisa sholat atau berhubungan dengan Allah maka rosul menekankan kepada ummatnya untuk mengenali diri sendiri terlebih dahulu, karena barang siapa yang mengenali dirinya maka ia akan mengenali siapa Tuhannya, karena di dalam diri manusia yang paling dalam itu ada ruh atau jiwa yang di tiupkan saat janin berusia seratus hari dalam kandungan, dan ruh itu adalah bagian atau kekuasaan Allah yang di tiupkan ke dalam diri manusia sebagai media untuk berhubungan (sholat) dengan Allah.
       Maka sholat yang sebenarnya adalah kontaknya jiwa yang ada dalam diri manusia yang paling dalam dengan kekuasaan Allah yang berada di luar diri yang paling luar, dan tekhniknya adalah islam atau menyerahkan seluruh rasa-perasaan hati, pikiran dan nafsu yang ada dalam diri kita kepada Allah, itulah mengapa Nabi selalu mengatakan untuk masuk islam secara keseluruhan, maksudnya adalah menyerahkan (islam) seluruh rasa-perasaan hati, pikiran, dan nafsu kita kepada Allah, namun ketika orang melaksanakan sholat dalam bentuk ritual yang biasa di lakukan oleh ummat yang beragama islam, maka sholatnya tersebut sebenarnya sholat yang riya atau sombong, karena dirinya tidak benar-benar menyerahkan seluruh rasa-perasaan hati, pikiran dan nafsunya kepada Allah, itu terbukti karena ia masih membenci dan mencela orang lain yang tidak melaksanakan sholat seperti yang di lakukannya, harusnya sholat yang khusu itu adalah sholat yang di sibukkan untuk mengkoreksi dirinya sendiri, karena sholat yang khusu itu berarti dirinya sudah tidak memikirkan kesalahan dan kesesatan yang di lakukan oleh orang lain, karena ia akan di sibukkan oleh koreksi dirinya sendiri, itulah makna khusu yang sebenarnya, sementara kita lihat dalam kenyataan hidup ini banyak orang yang melaksanakan sholat ritual tapi hatinya sendiri masih membenci orang lain yang tidak melaksanakan sholat ritual, apakah itu yang di sebut sholat yang khusu ?
         Benar seperti apa yang di katakan oleh rosul bahwa penyakit mental itu tidak akan di sadari oleh dirinya sendiri, ia sering kali menuduh sesat kepada orang lain, tanpa dia sadari bahwa hatinya tersesat dengan membenci orang yang tidak melaksanakan sholat, lalu apa sebenarnya tujuan dari sholat itu ? dan bagaimana sholat yang khusu itu ?
        Seperti yang di jelaskan Nabi dalam ayat berikut;
“Assholatutanha anil pahsa’i wal munkar”
“Sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar”.
          Artinya bahwa sholat itu sebenarna adalah sebuah pondasi untuk membangun mental yang sehat atau “karakter building” agar dengan sholatnya itu tercipta (akhlaq) suatu jiwa yang sehat, maka dengan itu Nabi pun menjelaskan bahwa “Assholatu imadud din” namun pengertian “Din” di sini seperti yang saya terangkan sebelumnya din itu bukanlah Agama tapi jiwa, jadi artinya adalah bahwa “Sholat itu adalah tiangnya jiwa”, yaitu suatu cara agar terbentuknya bangunan mental yang sehat, sehingga dengan sholat itu ia tidak akan membenci orang lain hanya karena ia tidak sepaham denganya, dengan sholatnya itu ia tidak akan membenci perbedaan dan ia tidak akan membenci orang lain yang tidak melaksanakan sholat ritual, karena ia khusu dengan sholatnya, dan tentunya pengertian khusu di sini artinya bahwa sholatnya itu hanya akan di ketahui oleh dirinya sendiri dan Allah, karena sholat yang khusu itu adalah hubungan dirinya sendiri dengan Allah, jadi untuk apa ia menilai orang lain yang tidak melaksanakan sholat ritual ? dan untuk apa kita menyuruh orang lain untuk melaksanakan sholat ritual ? karena sholat itu adalah kepentingan dan kebutuhan dirinya sendiri yang butuh untuk berhubungan dengan Allah, jadi mereka yang masih suka menyuruh-nyuruh orang lain untuk sholat ritual dan mereka yang masih membenci orang lain yang tidak melaksanakan sholat ritual adalah orang-orang yang belum paham apa itu sholat ? karena tanpa di sadari olehnya bahwa sholat ritual yang biasa di lakukannya setiap hari bukanlah sholat yang khusu malinkan sholat yang riya yang di tujukan untuk kesombongan dirinya, dan tanpa ia sadari bahwa ia sebenarnya bukanlah melaksanakan sholat tapi melaksanakan tradisinya orang-orang musyrik quraish yang telah berlaku sejak dahulu (lihat dalam surat al-quraish), karena sholat ritual yang menghadapkan wajah ke kiblat (ka’bah) itu bukanlah syariat tapi tradisi orang musyrik quraish, dan sholat yang khusu adalah membangun karakter jiwanya.
        Maka bacalah diri kita sendiri (iqro) sebelum kita membaca orang lain, agar kita dapat mengetahui termasuk ke dalam kategori manakah sholat yang kita laksanakan ? apakah termasuk ke dalam kategori sholat yang khusu atau sholat yang celaka ? tanyakan itu kepada diri kita sendiri, karena ketika masih ada rasa benci di dalam hati kita dan ketika masih ada rasa tidak suka terhadap orang lain yang tidak melaksanakan sholat seperti yang di lakukannya maka itu artinya masih ada sifat keji dan munkar di dalam hati kita, karena semua perbuatan itu bermula dari dalam dirinya, terutama hatinya, lalu apakah sholat seperti itu dapat mencegah perbuatankeji dan munkar di dalam hati kita ? maka selama masih ada rasa benci dan rasa tidak suka terhadap orang lain yang tidak melaksanakan sholat ritual seperti yang biasa di lakukannya, itu artinya dirinya belum sholat, karena ia tidak dapat memcegah perbuatan keji dan munkar yang di awali oleh kebencian dan kedengkian hati, maka itu juga berarti sholat yang di laksanakannya selama ini adalah sholat yang celaka, karena sholat yang khusu itu adalah sholat yang di sibukkan oleh dirinya sendiri dan ia tidak akan membenci dan menilai sesat kepada orang lain hanya kerena dirinya tidak melaksanakan sholat ritual, dan bisa jadi orang yang di tuduhnya sesat adalah justru orang yang khusu dalam sholatnya, karena sholat yang khusu itu adalah kebutuhan dan kepentingan dirinya sendiri, jadi kita tidak perlu menilai sesat dan membenci orang yang tidak melaksanakan sholat ritual agar sholat yang kita lakukan tidak celaka di mata Allah, tapi selama kita masih bergunjing dan mencela orang lain yang tidak melaksanakan sholat ritual seperti yang kita lakukan, maka dapat di pastikan bahwa sholat yang kita lakukan selama ini adalah sholat yang celaka, maka cegahlah kebencian hati kita kepada orang lain karena itulah sholat yang khusu.
        

1 comment:

  1. Assalamualaikum,kang minta no.wa nya..sekian wassalamualaikum..salam zambecker..

    ReplyDelete