Thursday, June 23, 2011

MENGENAL JATI DIRI

     Karena mayoritas penduduk Indonesia itu beragama islam, maka istilah yang di pakai dalam kehidupan individu atau kelompok pun lebih cenderung menggunakan bahasa bahasa arab, karena bahasa arab adalah bahasa asal mulanya Agama islam, padahal kalau kita melihat dalam perkembangan sejarah islam yang ada di nusantara ini, pada awalnya para penyebar agama islam itu menyelami dan memasuki dulu bahasa dan budaya setempat untuk bisa di terima, sehingga muncul istilah di dalam kitab, bahwa Allah itu mengutus para utusanNya dengan bahasa kaumnya, tapi setelah pilar-pilar dari ajaran agama islam mengakar kuat di dalam diri setiap individu maka bahasa dan budaya asli di tinggalkan dan berangsur-angsur di ganti dengan bahasa dan budaya yang datangnya dari arab, sehingga kita dapat melihat kenyataan di mana orang-orang Indonesia yang menganut agama islam itu lebih mencintai bahasa dan budaya arab dari pada mencintai bahasa dan budayanya sendiri.
          Seperti apa yang pernah di jelaskan oleh Rosul; “bahwa barang siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal siapa Tuhannya”, dalam arti bahwa orang yang mengenal (ma’rifat) Allah, adalah orang yang mengenal bahasa dan budayanya sendiri, karena itulah ajaran islam yang sebenarnya, jadi bukanlah ajaran islam yang sebenarnya apabila kita harus meninggalkan bahasa dan budaya sendiri hanya untuk mengenal bahasa dan budaya asing, karena Allah bukanlah Tuhan yang di ekport dari Negeri lain, bahkan Rosul sering kali mengatakan bahwa Allah mengirim utusanNya sesuai dengan bahasa dan budayanya, maka istilah kacang yang lupa akan kulitnya adalah suatu hal yang cocok untuk jati diri bangsa ini, maka dari itu di sini penulis akan memperkenalkan istilah-istilah islam dalam bahasa Indonesia, karena manusia yang sejati itu adalah manusia yang mengenal dan mencintai bahasa dan budayanya sendiri, karena seperti yang pernah di katakan oleh Rosul, untuk apa kita beribadah tapi kita tidak mengerti bahasa yang di ucapkan dan tidak tahu maksud yang di sampaikan, itu sama saja mengerjakan sesuatu tanpa ilmu, sedangkan Rosul sendiri mengatakan bahwa barang siapa yang melakukan sesuatu tanpa ilmu, maka semua amalnya bathil, itu sama saja seperti seekor monyet yang sedang mengerumuni buah kelapa tanpa membuka isinya, maka dari itu kita harus melihat percontohan dari alam, di mana kita tidak boleh berpendapat negative hanya karena kebenaran yang di sampaikannya tidak dalam kata yang menggunakan bahasa arab, karena itu hanya cangkang saja, seperti pun ketika anda mendengar istilah kata susila-budhi-dharma yang di rasa aneh dan asing di telinga kita, bahkan kita menganggap kalau istilah tersebut seperti istilah hindu atau budha, padahal istilah kata susila-budhi-dharma itu bahasa arabnya adalah akhlak-dinul-islam.

No comments:

Post a Comment