Tuesday, September 6, 2011

Arti Aflaaq Dalam Al-qur'an dan Injil (Bab 4)

Arti  Aflaaq

Wahyu ini yang di ketahui turun kepada sejumlah Nabi dan utusan Allah ;

“Lawlaaka lamaa khalaqtul aflaaka”.
          
       Berarti bahwa untuk masa-masa di mana Nabi yang di maksud sudah di bangkitkan, masing-masing dari mereka itu berkedudukan sebagai sokoguru yang penting, bahwa bila bukan karenanya maka Allah tidak mungkin menciptakan jagat raya ini, yang oleh karenanya seorang Nabi tidak perlu dan tidak harus ada, karena di antara tanda dan alasan mengapa bumi ini di ciptakan adalah karena Allah ingin agar manusia dapat menjadi saksi atau sahida(sahadat) atas semua kekuasaanNya, sehingga eksistensi Allah menjadi ada, karena itu Allah mengutus Nabi-Nabi sebagai menyampai kabar dariNya, dan sebenarnya Nabi-Nabi tersebut adalah bapak Rovolusi yang membawa suatu berita baru pada masanya, persis seperti tidak ada anak-anak kalau tidak ada bapak bagi mereka, maka tidak aka nada Revolusi dalam dunia Rohani tanpa seorang bapak Rohani baginya,dan dalam pengertian ini adalah tepat sekali perkataan yang mengatakan bahwa tidak jika bukan karena Nabi itu maka tertib baru yang ia bawa tidak akan ada sama sekali,dan bukan pula dikatakan orang yang beriman dan bersahadat,apabila ia tidak mengikuti tertib-tertib yang dibawa oleh Nabi tersebut, karena terkadang ada orang yang beriman kepada Nabi tersebut tapi mereka tidak mau mengikuti tertib yang ada seperti yang di sarankan kepadanya,dan wahyu yang membicarakan tentang Qiyamat tersebut juga bukan untuk dunia dalam arti wujud atau kebendaan saja, tapi juga kepada dunia ruhani yang ada dalam diri kita,bahwa tidak akan di bangkitkan jiwanya apabila tidak ada seorang bapak dari padanya, maka mengikuti apa yang di sarankan oleh bapak Revolusi atau bapak Qiyamat Rohani ini menunjukan bahwa kita menjadi saksi atau bersaksi atas kekuasaan Allah yang ada dalam diri kita.



Arti  Aflaaq  Dalam  Perjanjian  Lama

      
      Pandangan ini di tunjang oleh apa yang saya baca dalam surat Matius 5 : 18 ;  

“karena itu sungguh Aku katakan padamu, selama sebelum lenyap langit dan bumi ini satu iota atau satu titik pun tidak akan di tiadakan hokum taurat, sebelum semuanya terjadi”.

       Langit dan bumi yang di bicarakan di sini adalah dispensasi hukum Musa, artinya ialah sepanjang masa, selama dispensasi belum berakhir maka ia tidak akan di hapus, ia akan di hapuskan apabila ia telah memenuhi tujuannya dan tidak dapat lagi memenuhi tuntutan zaman, pandangan ini juga sesuai dengan bukti yang benar-benar terjadi, karena pada akhirnya syariat Nabi Isa menggantikan posisi Taurat, bahkan dalam Taurat itu sendiri dikabarkan tentang turunnya utusan yang akan membawa syariat baru, dalam ulangan (18 : 18-19);

“Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi dari segala saudaranya, yang seperti engkau dan Aku akan berikan segala firmanKu dalam mulutnya, dan ia pun akan mengatakan kepadanya segala apa yang kusuruh kepadanya.Bahwa sesungguhnya barang siapa yang tidak mau mendengarkan segala firmanKu yang akan di katakan olehnya dengan namaKu, niscaya Aku akan menuntut orang itu kelak.

Kesimpulan-kesimpulan berikut muncul dari kutipan ayat ini ;

1.      Nabi lain di bangkitkan lagi bagi kaum yahudi, sebab di katakana “Aku akan menjadikan seorang Nabi dari antara segala saudaranya”……..
2.      Seperti Musa yang membawa Syariat, sebab di katakan “yang seperti engkau”…
3.      Ia berasal dari keturunan Ismail, sebab di katakan dalam kitab itu, “segala Nabi dari antara saudaranya”……..
4.      Patuh kepadanya akan menjadi kewajiban kaum yahudi, sebab dikatakan dalam kitabnya “menjadikan di antara mereka seorang Nabi”………
5.      Bila kaum yahudi tidak patuh kepadanya maka mereka akan di binasakan, sebab tertulis “Bahwa sesungguhnya,barang siapa yang tidak mendengar segala firman Ku yang akan dikatakan olehnya dengan segala namaKu, niscaya Aku akan menuntutnya kelak kepada orang itu”…….

       
     Kata Qiyamat dan terbelahnya bulan yang tertulis dalam Al-qur’an di tujukan kepada Imam Mahdi, yang akan turun 13 abad setelah Nabi Ahamad (Muhammad) wafat, maka cobalah untuk meninjau surat Al-qiyamah 75:1-4 ini dengan seksama ;

1.      Tidak di ragukan lagi Qiyamat akan segera datang,
2.      Tidak di ragukan lagi pada hari itu banyak orang yg mencela diri sendiri (Nafsu Lawwamah), sadar dan insyaf…….
3.      Apakah manusia menyangka Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang belulangnya ? (di bangkitkannya kembali sejarah nenek moyangnya di masa lalu seperti di temukannya  fosil kapal Nabi Nuh di gunung Ararat-rusia).
4.      Bahkan Kami mampu menyusun jari- jemarinya dengan sempurna……
       
     Yakni apa yang di katakan kaum kafir bahwa tidak aka nada Qiyamat,dan orang-orang yang telah mati tidak akan dibangkitkan lagi adalah suatu hal yang sangat keliru,dan sebagai untuk mendukung ayat tersebut Tuhan menunjuk kepada hari Qiyamat dan kepada Nafsu Lawwamah, dan hari Qiyamat itu adalah suatu kejadian yang sangat penting didunia ini,sebab hari Qiyamat dan Nafsi Lawwamah di sitir dalam ayat tersebut sebagai dasar untuk menetapkan bahwa orang-orang yang telah mati akan di bangkitkan lagi, tapi kalau yang di maksud orang yang telah mati akan dibangkitkan lagi di situ di artikan sebagai kebangkitan dalam wujud sosok benda atau tubuhnya maka itu hanya akan menjadi khayalan seperti khayalanya orang-orang eropa tentang vampire yang wujud atau pisiknya dibangkitkan lagi setelah matinya, karena kalau yang dimaksud orang-orang yang telah mati bisa di bangkitkan lagi itu suatu hal yang hampir tidak mungkin terjadi,dan kalau Qiyamat yang di maksud dalam surat tersebut diartikan sebagai hari kematian bagi seluruh manusia dan hari kehancuran bagi semesta alam ini, maka ayat kedua yang menyebutkan tentang Nafsi Lawwamah akan menjadi tidak berarti, karena semua manusia telah binasa maka tidak aka nada peran nafsi lawwamah kalau manusia telah mati,dan orang-orang yang telah mati tidak membutuhkan alasan tersebut untuk meyakinkan kepada mereka bahwa mereka akan dibangkitkan lagi, keraguan bahwa mereka akan dihidupkan lagi ialah keraguan dari yang timbul dari akal pikiran manusia yang masih hidup, maka satu-satunya hal yang berguna hanyalah alasan yang dapat di terapkan terhadap dunia ini.
           Yang sebenarnya alasan tersebut adalah berkenaan dengan suatu peristiwa penting yang akan terjadi didunia ini, suatu kejadian yang dapat berguna sebagai alasan bahwa peristiwa tersebut akan terjadi di dunia ini adalah ayat kedua yang menjelaskan tentang Nafsi Lawwamah, dan suatu ayat lain yang menunjukan bahwa Qiyamat itu bukanlah suatu kehancuran atau kematian seluruh kehidupan didunia ini adalah ayat lain yang di jelaskan dalam (Q.S 75 : 7) ;

“Maka apabila mata terbelalak”
            
   Yaitu apabila pandangan orang-orang sudah semakin luas dan tajam dalam segala ilmu pengetahuan,dan rahasia-rahasia alamakan dibukakan dalam banyak hal,ialah tatkala matahari dan bulan menjadi gerhana, yang satu sesudah yang lainnya, maka manusia pada saat itu akan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri,  

“sekarang kemana saya harus berlari untuk menyelamatkan diri ?”.
             
    Sebagai bukti dari teks tersebut menunjukan masa dimana orang secara umum pada saat itu menjauh dari Allah, karena perkataan yang mengatakan “takutlah kepada Allah” padahal seharusnya bukan untuk takut kepada Allah, karena Allah itu Maha Pemurah dan Maha Penyayang, tapi takutlah kepada dosa-dosa yang kita lakukan, penolakan kepada hari Qiyamat sebagai hari kebangkitan jiwa manusia akan menjadi popular pada saat itu,dan ilmu kebendaan akan maju pesat sekali sehingga orang-orang pada saat itu akan lebih tertarik untuk mempelajari ilmu kebendaan dari pada ilmu kerohanian, matahari dan bulan akan menjadi gerhana dalam waktu yang sama, bukan berarti dalam wujud pisik yang sebenarnya,tapi dalam wujud kerajaan langit dan bumi,tanda yang terakhir ini di tunjukan dalam hadist Nabi yang lebih menolong untuk menentukan tentang periode yang dimaksud kita lihat di sana bagi Imam Mahdi akan di perlihatkan suatu tanda untuk menunjang dakwahnya, yang belum di saksikan orang secara umum sejak dunia ini di ciptakan, tanda itu adalah bahwa di bulan ramadhan bulan akan menjadi gerhana pada awal kemungkinan terjadinya gerhana bulan, sedangkan matahari akan menjadi gerhananya pada pertengahan tanggal kemungkinan terjadinya gerhana matahari.
            Bila ayat-ayat yang diterangkan disana diteliti dengan cermat dan ditunjang dengan hadist  tersebut maka akan menjadi jelas bagi kita bahwa ayat tersebut di tujukan untuk Imam Mahdi, Regenerasi islam yang akan terjadi di tangannya,maka hari Qiyamat itu tidak akan dapat di hindari lagi, dan semua manusia akan menemukan pintu baru menuju Allah pintu baru yang akan mengajak manusia menuju Haqiqat, yaitu cahaya di atas cahaya seperti yang di jelaskan dalam (Q.S 24 : 35), itulah makna lain dari bulan dan matahari yang di pertemukan dalam (Q.S 75 : 9).

No comments:

Post a Comment