Tuesday, September 6, 2011

Filsafat Barat, Romawi, dan Faktor Keberhasilan (Buku Qiyamat Bab 3)

Filsafat Kebudayaan Barat

         Peradaban barat modern didasarkan atas suatu filsafat kebendaan yang bertumpu kepada pengamatan, penelitian, dan percobaan-percobaan dalam lapangan ilmu pengetahuan saint dan technology, kekuatan semangat nasionalisme mengalir dari filsafat ini sebagai suatu hasil langsung.
         Pengabdian murni hanya mungkin bila orang percaya bahwa dibalik dan diatas semua kehidupan dunia ini ada kehidupan lain, tapi ada kalanya mereka selalu ingin mengungkap suatu kehidupan yang lain tersebut dengan hal yang bisa di buat menjadi suatu teori ilmiah sehingga membuat mereka melakukan pengabdian yang bukan kepada Tuhan, melainkan pengabdian kepada ilmu pengetahuan, namun kendati demikian mereka akhirnya di beri kemurahan oleh Allah dengan penemuan-penemuannya  di bidang technology yangdapat berguna bagi semua kehidupan manusia, namun mereka tetap tidak terpuaskan dengan kemajuan dan kesuksesannya sehingga membuat mereka memuja ilmu dan benda.




Perbedaan Antara Peradaban Romawi Dan Peradaban Barat Modern

            Pemerintahan yang berdiri di antara orang-orang Romawi adalah pemerintahan dengan Hukum, itulah yang menjadi alasan mengapa filsafat mereka untuk sebagian besar mengikuti metode deduksi dan sebagian lain ia hanya merupakan suatu perkembangan dan suatu pameran penuh dari filsafat dan kebudayaan Yunani, semua cabang-cabang fisafat ini mengikuti asas-asas deduksi; kedokteran,etika,agama paganisme dan teori-teori politik,tapi peradaban barat modern berdasarkan pada materialisme atau kebendaan ( yaitu penelitian- penelitian tentang hal-hal yang khusus ), mulai dari hal yang khusus sampai terus ke hal-hal yang umum,yang umum dicapai asal dasar hal yang khusus,atau yang khusus dibuang untuk hal yang tidak perlu atau tidak masuk di akal. Umpamanya saja sistem kedokteran Yunani yang meneliti kembali semua jenis penyakit kepada apa yang di sebut empat suasana bathin asasi dalam diri manusia, dan mendiagnosa penyakit atas dasar asas-asas medis dari sistem ini, tetapi dalam ilmu pengetahuan medis modern dokter bertolak dari gejala-gejala ke arah penyakit itu, dan mengobatinya sesuai dengan itu, tanpa melihat perlunya untuk menghubungkan semua penyakit kepada suatu mata rantai khusus.
          Sejauh yang saya lihat dari sejarah kemanusiaan yang telah dikenal,ada lima gerakan utama yang mempengaruhi pertumbuhan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam perkembangan pikiran manusia, apa pun bentuk pemerintahannya atau filsafat yang ada di dunia ini,setelah diselidiki ternyata ia merupakan ranting dari kelima gerakan sekular besar tersebut, bila di sini ada kebudayaan yang tampak berbeda, itu hanya berbeda dari istilah bahasa dan ungkapan saja dan kalau pun ia mulai melepas diri dari pandangan induknya, ia tampak beda secara total, sementara yang lainnya hanyalah interprestasi segar dari filsafat-filsafat tersebut atau suatu campuran.



Faktor  Pendorong  Keberhasilan

         Pendorong utama untuk keberhasilan gerakan-gerakan ini adalah bahwa mereka di bina dari suatu missi tertentu, mereka tidak hanya menghunus pedang dalam menaklukan suatu negeri, tetapi mereka juga menguasai pikiran bangsa yang di kalahkannya itu, salah satu contoh ketika belanda menduduki negeri nusantara ini, mereka bisa menaklukan bangsa ini karena mereka memahami cara berpikir bangsa Indonesia yang mayoritas islam dengan pola pikir yang masih tradisional, sehingga mereka terlebih dahulu memasukan seorang missionaris yang bernama D.r Snough Hougrounge sebelum akhirnya mereka mampu menguasai negeri ini, itulah sebabnya walau pun kekuasaan politik mereka telah hancur di negeri ini namun filsafat-filsafat mereka masih tetap hidup. Kaum yang di jajah pada saatnya mampu melepas diri  dari belenggu para penjajah, dan akhirnya mereka bisa merdeka, namun pikiran mereka tetap di kuasai oleh apa yang mereka serap dari penjajah mereka, ada semacam kesinambungan mental dan intelektual dari zaman ke zaman, sekali pun peranan pemerintah berubah berkali-kali.
          Para pendiri gerakan-gerakan tersebut memerintah dunia selama beberapa waktu lamanya, kemudian berlalu, tetapi filsafat dari gerakan tersebut tetap hidup untuk waktu yang lama,banyak dari ke lima gerakan tersebut masih bisa kita jumpai di zaman modern ini, seperti pengaruh dari kebudayaan Aria yang masih bisa kita jumpai di Negeri india, di mana orang-orang Brahmana tidak mengizinkan seorang dari kasta sudra menyentuhnya, bahkan jangan mendekat.
          Beberapa waktu yang lalu di laporkan dari madras di koran-koran, bahwa anak dari laki-laki seorang Brahma menikahi seorang wanita dari kasta Chamara (suatu kasta rendah yang tidak boleh di sentuh), orang tuanya mengusir anak laki-laki tersebut supaya ia hidup digubuk terpencil, setelah beberapa hari terpikir oleh mereka untuk menguji keyakinan anak mereka, karena itu pada suatu hari mereka menyuruhya datang dan memberinya makan acar agar ia haus sekali, kemudian mereka memecahkan tempayan air yang ada di rumah itu dan menyembunyikan yang lainnya di suatu tempat tertentu, setelah anak muda itu selesai makan acar maka ia merasa sangat haus,dan ia tidak memperoleh air di sana, maka ia pun pulang ke gubuknya dengan harapan akan mendapatkan air di sana, tetapi ketika ia sampai di sana, istrinya berkata bahwa ada air banyak di sini, tetapi ia tidak dapat minum dari gelas-gelas perempuan tersebut, kemudian ia berkata kepada istrinya bahwa ia tidak dapat menahan haus lebih lama lagi, ia pun menyuruh istrinya untuk meneguk air dan menyemburkannya langsung kedalam mulut sang suami,dan hal itu di lakukan oleh istrinya semua itu di lihat oleh orang tua anak laki-laki tersebut yang membuntutinya secara diam-diam, dan bersembunyi di balik gubuk tersebut, dan orang tua laki-laki tersebut pulang dengan sangat puas karena ternyata putera mereka masih tetap memegang keyakinannya.
        Cerita berlebih-lebihan tersebut menunjukan suatu bentuk yang menggelikan, dari prasangka rasial,yang merupakan inti dari kebudayaan Aria,tetapi secara jelas menunjukan kepada kita bagaimana dalamnya pengaruh idealisme ini di india, bahkan sampai saat ini, akibatnya adalah bahwa masalah-masalah antara orang Brahma dan non Brahma masih tetap meruncing sebagai mana halnya di waktu-waktu yang telah lampau.
        Tetapi kadang filsafat kebudayaan ini bercampur baur atau hal-hal lain menyusup ke dalamnya, tetapi jejak-jejak dari tubuh asli filsafat ini masih tetap ada, maka dari itu suatu hal yang terjadi seperti peristiwa anak muda tadi masih banyak di jumpai di india dewasa ini, suatu masa dari pemerintahan kolonialisme inggris dan pengaruh dari kemajuan yang di peroleh oleh bangsa barat telah menciptakan bibit westernisme ( kebarat-baratan) yang makin hari makin kuat,mengeluarkan taruk-taruknya dan cabang-cabangnya dimana-mana, inilah yang terjadi terutama sekali dengan golongan para pelajar yang telah terbiasa dengan  memandang segala hal menurut kaca mata atau pandangan barat, gerakan kemerdekaan sedikit atau pun banyak telah menahan kecenderungan ini, tetapi dengan cara yang sama dengan yang biasa terjadi pada masa-masa sebelumnya yakni filsafat barat telah di terima dengan beberapa perubahan lahir dan kecil, india memiliki bentuk-bentuk perwakilan rakyat barat yang sama, bahkan walau pun inggris telah meninggalkan india hari ini, akan tetapi pola administrasi inggris terus akan menjadi mode, sama halnya dengan yang terjadi di Indonesia, walau pun belanda telah meninggalkan negeri ini akan tetapi hukum-hukum yustinian dan pola administrasi belanda masih tetap di pakai hingga sekarang.
        Gandhi sendiri yang telah di anggap sebagai pendiri filsafat kehidupan baru tapi sebenarnya ia masih mengekor kepada kebudayaan barat itu sendiri, sama halnya seperti soekarno yang di anggap telah mampu menciptakan suatu filsafat baru di Indonesia yang sebenarnya tidak lebih dari kepanjangan tangan belanda, dan penggantian yang terjadi hanyalah penggantian orang dalam struktur pemerintahan Indonesia, di mana hukumnya masih menerapkan hukum belanda, sedangkan dasar Negaranya masih menggunakan dasar Negara Kerta Gama yang di tulis dalam kitab sutasoma karya Empu Tantular, sehingga Negara Indonesia ini tidaklah mengalami suatu Evolusi sama sekali, melainkan pencampur adukan budaya lama dan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman, dan masuknya budaya barat ke dalam negeri yang semakin merusak moral bangsa ini terlebih dengan adanya technology handphone berkamera yang akhirnya banyak di salah gunakan di tangan-tangan orang yang sudah terasuki budaya barat yang merasuki moral generasi muda layaknya seperti candu atau ovium.
         Oleh karena kebudayaan barat di dasarkan kepada daya benda dan semangat dalam mengumpulkan dan menimbun harta sebanyak-banyaknya sehingga benda dalam hal ini sudah menjadi layaknya Tuhan yang di puja-puja dan di agungkan, sehingga orang yang mengikuti pandangan barat ini tersilaukan oleh mereka yang memiliki harta yang paling banyak, sehingga peran ilmu dan rohani pun tidaklah lebih berharga dari peran benda atau malah sebaliknya, peran ilmu rohani itu tidak lebih dari suatu alat untuk mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya, begitu pula peran hukum yang hanya berlaku untuk orang-orang yang miskin sedangkan untuk mereka yang berlimpah harta benda akan menjadi kebal hukum karena benda menjadi alat pembelaan hukum yang efektif bagi mereka, dan hukum pun tidak lebih dari suatu hal yang dapat di perjual belikan, seperti yang di jelaskan dalam (Q.S 5 : 60);
“Tidakkah kamu mengetahui orang-orang yang buruk di sisi Allah, yaitu orang-orang yang berhukum kepada thogut atau benda,maksudnya ialah orang yang telah menjadikan harta benda sebagai hukum dan Tuhan baginya, maka ia tidak lebih dari hewan seperti, kera, babi dan anjing, sumpah serapahnya itu tidak jauh dari sebutan hewan-hewan itu.
      Dalam banyak hal sifat-sifat kebendaan tersebut akan mempengaruhi sifat manusia dan cenderung akan membawanya kepada sifat syirik dan munafik, mereka mengucapkan barang sesuatu akan tetapi mereka mengartikannya sebagai sesuatu yang berbeda sama sekali,seperti ketika pengikut-pengikut Gandhi yang berteriak“damai-damai”tetapi didalam bathin dan secara rahasia mereka menyiapkan perang untuk itu, mereka berbincang tentang “Ahimsa”(tanpa kekerasan) tapi tiap kali ada suatu bentrokan dan selisih faham di antara mereka dan orang-orang muslim maka mereka membantai puluhan bahkan ratusan orang muslim, dari kejadian-kejadian yang demikian maka bisa menyimpulkan bahwa prinsip mereka yang di katakan sebagai suatu hal yang mulia tersebut hanya di jadikan sebagai kesombongan bagi golongan mereka, hanya sebagai ucapan belaka tanpa adanya realisasi dari apa yang di ucapkannya.
       Kenyataan yang tidak bisa dihindari bahwa ketika seseorang berada dibawah pengaruh daya benda, maka ia akan melupakan dirinya dari kehidupan akhirat, bahkan ia tidak akan menyadari dirinya sendiri, dirinya akan lupa kalau ia akan mati dan mendapat balasan dari apa yang di kerjakannya di dunia, bahkan ia mengira akan hidup selamanya di dunia, sehingga ketika ia memiliki tekad untuk menghancurkan orang yang di anggap musuhnya, maka tidak ada yang bisa mencegahnya dan ia akan berbuat sesuatu yang sangat kejam,dan banyaknya kejadian pertumpahan darah dinegeri ini,semua itu adalah akibat dari pengaruh kebendaan yang menguasai dirinya dan moral penguasa negeri.
       Ringkasnya bahwa keberhasilan lima gerakan keduniaan ini tidak lepas dari suatu ideology dan kebudayaan yang di bawa dan di paksakannya ke dalam bangsa-bangsa yang  berhasil di dudukinya,dengan doktrin-doktrin yang di jejalkan pada awalnya namun akhirnya ia menjadi suatu prinsip dan tradisi yang di pegang terus oleh bangsa yang di taklukkan, meski pun sang penakluk sudah tidak lagi mendudukinya namun mental-mental tersebut telah meresap jauh ke dalam diri setiap masyarakat yang ada di dalamnya, karena setelah saya selidiki ternyata prinsip kebenaran yang muncul di permukaan bumi ini hanya terbagi menjadi dua bagian saja walau pun beribu-ribu jenis dan aneka macamnya, satu prinsip yang lahir dari akal-pikiran manusia yang biasa di sebut filsafat, yaitu suatu prinsip yang berguna bagi kehidupan manusia di dunia saja, dan asas dari kebenaran prinsip ini berdasar pada kebiasaan atau tradisi dirinya dan masyarakat pada umumnya, yang ke dua adalah prinsip yang lahir dari wahyu yang turun melalui perantara jiwanya, namun perbedaannya sangat kontras sekali karena pada dasarnya prinsip yang lahir dari wahyu yang diturunkan Allah kepada jiwanya akan lebih sedikit di anut dan di pahami masyarakat secara umum dibanding prinsip yang dianut oleh kebanyakan manusia yang mengenal kebenaran karena sebuah tradisi, namun perbedaan lainnya yang sangat kontras adalah prinsip yang lahir dari wahyu akan lebih abadi dibandingkan dengan  prinsip yang lahir dari tradisi yang bisa luntur seiring dengan perkembangan zaman dan peralihan budaya, sehingga itu pula yang menjadi alasan bagi orang-orang dahulu mengapa mereka terus memperluas kekuasaannya dalam menaklukkan negeri-negeri lain, ternyata ia bukan hanya ingin di kenal sebagai bangsa yang hebat sehingga bisa menjadi kesombongan baginya, namun lebih dari pada itu bahwa ternyata mereka ingin abadi, ingin di kenal abadi oleh bangsa-bangsa lain dengan prinsip dan ideology yang di milikinya, maka jalan peperangan dan penjajahan pun di lakukan untuk memaksakan budaya dan ideologinya, karena pada akhirnya budayanya tersebut akan menjadi tradisi atau adat yang dianut abadi oleh suatu bangsa yang berhasil di taklukkannya.
           Mereka yang di kenal abadi dalam sejarah kebangsaan manusia pada dasaranya adalah mereka yang menyampaikan sebuah pesan baru bagi bangsa lain, karena prinsip dan ideologinya itulah yang membuat mereka di kenal abadi, dan hikmah dari semua itu adalah bahwa kebenaran yang ada di masyarakat dan muncul ke permukaan itu adalah kebenaran yang terjadi karena kebiasaan atau tradisi, sehingga terkadang itu sangat membingungkan dan tidak dapat menemukan penyelesaian, karena telah terjadi banyak kolaborasi budaya di setiap Negara di dunia ini sehingga di katakan,hampir tidak ada sebuah Negara atau bangsa yang masih murni dan mempertahankan budayanya, terlebih ketika budaya barat modern ini mulai merambah dan mempengaruhi semua budaya bangsa yang ada di dunia ini, maka inti dari ke lima gerakan sekular tersebut adalah bahwa sehebat apa pun firaun tidaklah lebih hebat dari peradaban barat modern yang menjadi tren dewasa ini, artinya kendati ia telah berubah bentuknya namun ke lima besar sejarah kebangsaan tersebut berjalan dalam suatu garis di mana mereka berjalan dalam penentangannya kepada utusan-utusan Allah dan mereka memandang prinsip kebenaran dan keTuhanan dari dasar pemikiran mereka yang cenderung kepada kebendaaan saja, sehingga kalau kita pernah menonton sebuah film sejarah jepang yang berjudul “last samurai”maka kita akan merasakan betapa ironisnya bangsa kita,dan seharusnya kita mencontoh apa yang dilakukan oleh kaum samurai itu yang berjuang sampai titik darah penghabisan demi membela dan melestarikan budayanya sendiri dari pengikisan budaya barat yang mulai merasuk dalam negeri, walau pun ada sebagian dari budaya-budaya tersebut yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, namun menghargai budaya leleuhur atau nenek moyang kita adalah suatu bentuk kesadaran diri dan itu bisa menjadi suatu bentuk kecintaan kepada Allah, karena Nabi pun pernah berkata “Man arofa nafsahu pakod arofa rabbahu” artinya, barang siapa yang mengenal dirinya sendiri maka sama halnya dia mengenal Tuhannya.



No comments:

Post a Comment