Tuesday, September 6, 2011

Maksud Dari Bulan Yang Terbelah Dua (Bab 4)



Arti  As-Saa’ah

          
      Periode tatkala dispensasi seorang Nabi besar di mulai, maka ini dikatakan Qiyamat (hari kebangkitan) di mana suatu generasi lama di hancurkan dan suatu generasi baru di bangkitkan, periode tersebut bisa di katakana karena mengandung dua sifat dan makna yang lebih lanjut tentang Qiyamat ;

1.      Kematian untuk seluruhnya, dan
2.      Kebangkitan sesuatu yang baru.
           
      Dengan adanya Nabi-nabi baru tersebut maka semacam kematian melanda manusia dan alam pun bersuka cita menyambut kedatangannya dengan berbagai guncangan alam seperti yang terjadi akhir-akhir ini, dan ini di jelaskan dalam hagai 2:6 "sebab beginilah firman Tuhan semesta Alam: sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat" dan anehnya kejadian alam tersebut selalu terjadi pada tanggal 26, seperti meletusnya gunung merapi yang terjadi pada tanggal 26 oktober 2010, begitu pula tsunami yang terjadi pada tanggal 26 desember 2006, dan hampir semua kejadian yang terjadi di alam semesta ini selalu terjadi pada tanggal 26, itu pun menjadi sebuah misteri alam yang menunjukkan bahwa alam sedang menyambut kedatangan Nabi baru yang akan membawa suatu berita baru bagi manusia,semua pintu lama untuk mencapai kurb illahi ditutup, kemudian melalui keta’atan kepada Nabi baru maka pintu baru dibuka untuk semua manusia,Nabi baru itu menghapus ayat-ayat yang diturunkan sebelumnya dan mengganti sesuatu yang baru dari padanya, yaitu suatu bentuk peribadatan baru kepada Allah yang lebih sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman, periode itu bisa di sebut pula sebagai As-Saa’ah, seperti yang di sebutkan dalam (Q.S 2 : 212);

  “Di tampakkan indah kehidupan dunia ini bagi orang-orang yang ingkar, dan mereka mencemo’oh orang-orang yang beriman.Dan sebaliknya, orang-orang yang bertaqwa di atas mereka pada hari qiyamat, dan Allah memberi rezeky kepada siapa saja yang di kehendakiNya tanpa perhitungan.
            
      Maksud dari di tampakkan indah kehidupan dunia ini bagi mereka adalah bahwa mereka hanya beragan-angan tentang syurga, dan mereka dilimpahi harta benda sebagai kesenangannya di dunia, namun mereka menjadi lupa akan Tuhannya dan terus menerus mengejar harta benda mereka merasa bangga dengan harta bendanya tersebut dan menjadikan mereka sombong, padahal harta benda itu adalah daya yang paling rendah yang diciptakan Allah di dunia ini,dan mereka mengejek orang-orang yang beriman karena nilai benda, padahal daya hidup orang-orang beriman itu jauh lebih tinggi dari daya benda, sehingga di hari kebangkitan jiwa tersebut mereka akan melihat orang-orang yang beriman yang di tempatkan kedudukannya di atas mereka.
          Pandangan orang beriman yang di tempatkan di atas mereka yang tidak beriman tentu saja akan di lihat pada hari Qiyamat, yaitu pada hari terjadinya kebangkitan dan kesadaran jiwa manusia, maka pada hari itu mereka akan melihat betapa manusia yang beriman itu mendapatkan rezeky dari Allah tanpa perhitungan dan manusia yang beriman mampu memberikan hartanya kepada yang membutuhkan tanpa perhitungan,karena kekayaan seseorang itu tidak di lihat oleh apa yang di milikinya dalam hidup di dunia ini, tapi kekayaan sesungguhnya itu adalah apa yang bisa di berikannya kepada orang yang lebih membutuhkan,dan orang-orang yang tidak beriman itu akan di lihat oleh orang lain betapa dirinya itu rendah dan hina karena selalu menghalalkan segala cara demi benda.




Arti  Iqtirabus  Saa’ah

          
       Di tempat lain di mana ketika seorang anak manusia biasa di bangkitkan untuk menjadi utusan Allah, maka Al-qur’an menyebutkan itu sebagai Iqtirabus Saa’ah ;

“Saat (Hari Qiyamat) sudah dekat waktunya, maka bulan pun terbelah. (Q.S 54 : 1).
           
      Lalu bagaimanakah bulan itu bisa terbelah? baiklah saya akan membicarakan hal ini supaya bisa lebih jelas, yang relevan dari ayat ini adalah bagian pertama ayat, seribu tiga raut tahun telah berlalu sejak hal tersebut di bicarakan dan diramalkan oleh rosul atau Nabi Ahmad (Muhammad) tentang ramalan terbelahnya bulan dan ramalan Qiyamat yanga akan datang tiga belas abad setelahnya, tapi Qiyamat dalam pandangan umum ternyata belum datang juga, meskipun yang dibicarakan oleh rosul tersebut adalah masanya Qiyamat besar  maka kalau kita tidak mengkajinya dengan teliti dan hanya melihat selewat saja akan tampak suatu hal yang tidak ada hubungannya antara Qiyamat besar dan terbelahnya bulan dan Nabi Ahmad (Muhammad) membucarakan bahwa itu sekurang-kurangnya akan terjadi 1300 tahun setelahnya, namun bulan terbelah saat Qiyamat besar belum juga terjadi.
         Sebenarnya saa’ah yang disebutkan disini tidak berarti kematian bagi seluruh alam dan manusia, saa’ah yang di maksud adalah suatu kehancuran pandangan lama dan suatu kebangkitan pandangan baru dalam alam diri manusia,dan itu berarti di turunkannya Nabi baru sebagai utusan Allah, ada pun yang dimaksud dengan terbelahnya bulan di sini sebenarnya adalah nubuwatan yang bertalian erat dengan kehancuran politik orang-orang musyrik Arabia,di dalam buku-buku yang berkenaan dalam ta’wil mimpi, bulan di artikan sebagai pemerintahan dan kekuatan politik, di mana kala itu pun terbukti dan terjadi kepada Nabi Ahmad (Muhammad) di mana kala itu kekuatan politik kaum musyrik arab dengan Negara Mekkahnya hancur, sedangkan di sisi lain Allah membangkitkan Negara Madinah di atasnya untuk menggantikan dan mengubah segala sistem hokum lama yang jahiliyah dengan hukum baru yang di bawa oleh rosul, maka itu pun bisa di maknai sebagai Qiyamat yaitu saat terbelahnya bulan menjadi dua bagian yaitu (Mekkah dan Madinah).
            Bahwa dalam impian ru’yah bulan berarti kekuatan politik atau pemerintahan atau seorang penguasa perorangan yang di percaya memangku kekuasaan tersebut adalah begitu terkenal dikalangan orang-orang arab sehingga pengikut agama yang lainnya pun men ta’wil kannya begitu,tercatat dalam sejarah bahwa menyusul setelah penaklukkan Khaibar (benteng kaum yahudi didekat madinah) tatkala safiah, yaitu putri dari dari seorang pemimpin yahudi yang terkemuka kawin dengan Nabi Ahmad (Muhammad), beliau melihat beberapa goresan panjang pada pipinya safiah,tatkala beliau menanyakan apa sebabnya? Maka safiah pun menjawab ;
 
“suatu saat dalam mimpi, saya melihat ada bulan jatuh ke atas dari langit ke atas pangkuan saya, saya terkejut dengan mimpi itu, dan saya menanyakannya kepada suami saya yang juga menanyakannya kepada ayah saya, yang di pandang sebagai orang alim di antara kaum yahudi,tetapi pada saat ayah saya mendengar kabar tersebut, ia sangat marah dan memukul saya dengan keras pada muka saya sambil membentak: “jadi kamu ingin kawin dengan raja arab yang baru itu ? pukulan tersebut di lakukannya dengan kemarahan yang besar sehingga meninggalkan goresan abadi di muka saya ini.
         
      Jadi terbelahnya bulan dalam arti apa pun di tunjukan kepada Nabi Ahmad atau (Muhammad), maka maksud dari terbelahnya bulan pada saat Qiyamat besar terjadi yang di ramalkan rosul bahwa itu akan terjadi 1300 tahun setelahnya akan menjadi sia-sia dan sebuah kebohongan yang nyata apabila Qiyamat dan terbelahnya bulan itu di artikan dalam wujud bentuk atau benda, karena sampai saat ini Qiyamat dan terbelahnya bulan dalam pengertian umum belum terjadi juga. 
            
      Tiga belas abad setelah Rosul meninggal telah berlalu, maka tepat pada tanggal 12- robiul awal-1313 hijriah, lahirlah seorang anak manusia biasa pada tanggal dan bulan yang sama dengan tanggal dan bulan ketika Nabi Ahmad (Muhammad) di lahirkan 13 abad yang lalu tentunya bukanlah suatu hal yang bisa di katakana kebetulan, karena semua yang ada di dunia ini memang atas semua kehendak dan kuasaNya, dan atas saran seorang kakek tua yang misterius pada saat itu maka di namailah ia dengan nama Muhammad di mana sebelumnya ia sempat di beri nama oleh ibunya dengan nama Soekarno, belakangan di ketahui bahwa kakek tua yang memberikan nama kepadanya adalah sunan kali jaga yang telah meninggal ratusan tahun sebelumnya, mungkin dalam islam sunan kali jaga ini di kenal dengan istilah Nabi Hidir, yaitu seorang Nabi yang selalu hadir di saat utusan-utusan besar di turunkan, dan terbukti tidak lama setelah itu kekuatan politik pemerintahan jepang runtuh dan mundur dari negeri Indonesia yang tercinta ini, dan bangkitlah kemerdekaan pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 1945, maka di sela-sela kehancuran politik pemerintahan jepang dan kebangkitan politik pemerintahan Republik Indonesia,bangkitlah kerajaan langit pada tahun 1947,yaitu sebuah kebangkitan atau Qiyamat Ruhani untuk seluruh manusia, untuk segenap manusia yang merindukan kedatangannya, maka pada saat itu seorang Imam di turunkan untuk menjadi bapaknya semua manusia tanpa megenal batas Agama, Negara, dan bahasa itulah yang di ramalkan Nabi tentang Imam Mahdi yang akan turun di zaman modern ini, dan beliau adalah pembuka pintu mihrab baru menuju suatu peribadatan yang lebih tinggi dari sebelumnya seperti yang pernah di jelaskan Nabi Ahmah (Muhammad) di dalam (Q.S 24 : 35), bahwa apa yang di bawanya dan di turunkannya bukanlah syariat yang telah ditutup oleh Nabi Ahmad (Muhammad) namun beliau adalah pembuka pintu mihrab baru yang di sebut Haqiqat atau cahaya di atas cahaya.

No comments:

Post a Comment