Tuesday, September 6, 2011

Qiyamat Isa (Bab 5)

Zaman Kelima : Qiyamat Isa
(Regenerasi Syariat)

      
        Sesudah zaman Musa mulailah zaman Kristen, dan ini tingkatan yang menurut sejarah di liput di bagian akhir ayat Al-qur’an ;

Tatkala ajaran-ajaran Kami lenyap dari ingatan manusia,maka Kami memperbaharuinya dengan menghidupkannya kembali”.

        Dispensasi Isa memberikan contoh tentang seorang Nabi yang tidak membawa syariat baru tetapi hanya membawa beberapa segi ajaran dari taurat, khusus untuk bangsa itu, karena itu Al-qur’an berkata tentang Nabi Isa ;

“Kami menolongnya dengan Ruhul Qudus (Yesus Kristus)”.

        Syariat telah sempurna didalam dispensasi Musa dan artinnya tumbuh menjadi bentuk suatu hukum terakhir yang tidak ada contohnya sebelum itu, tetapi secara berangsur-angsur pikiran manusia menyimpang dari inti ajaran haqiqat yang disampaikan Musa kebentuk luar atau kulitnya saja, sementara di pihak lain manusia telah meningkat lebih tinggi di mana ia sudah matang dengan pelajaran lain dalam tasawuf, jadi Nabi Isa di utus Allah supaya di satu sisi ia mengajarkan taurat sebagaimana yang di katakan dalam injil, “jangan di kira aku datang untuk menghapuskan hukum atau Nabi-Nabi, aku datang bukan untuk menghapuskan melainkan untuk menggenapkan”(Matius 5:17),dan di pihak lain ia harus mengajarkan haqiqat dari ajaran itu kepada bangsanya, dengan membawa pikiran mereka agar kembali dari kulit ke isi atau haqiqat, misinya waktu itu adalah mengajarkan kepada bangsanya bahwa inti syariat yang di maksud adalah lebih menguatkan jiwa dan rasa dari pada pikiran,karena hal yang haqiqi dalam hidup manusia itu adalah kebersihan jiwa atau roh karena itulah haqiqat dari suatu kebenaran, sehingga Nabi Isa pun di kenal dengan istilah Roh Qudus yaitu jiwa yang suci yang dalam bahasa ibrani di sebut yesus kristus,  sehingga Nabi Isa lebih memusatkan ajarannya kepada isi dari apa yang ada didalam diri manusia,dan mengembalikan ajaran Musa kembali kepada isinya, di mana waktu itu ajaran Musa telah menyimpang ke bentuk luarnya saja, seperti halnya sholat adalah suatu hal yang sangat baik untuk mencegah perbuatan keji dan munkar, tetapi bila seseorang melaksanakan sholat hanya kepada bentuk luarnya saja dan mengabaikan ruh yang terkandung di dalamnya maka sholatnya tersebut bahkan akan menjadi laknat, seperti yang di jelaskan dalam Al-qur’an ;

“Maka celakalah orang-orang yang sholat, yang ria dalam sholatnya”.

         Dan dunia telah menyaksikan bahwa orang-orang Kristen, hidup untuk menganggap bahwa syariat mereka laknat,mereka terpedaya kepada kepercayaan yang pernah dikatakan oleh Nabi Isa yang mengatakan bahwa syariat menjadi laknat bila sari patinya di abaikan dan hanya bentuk luarnya saja yang di laksanakan, di pihak lain sementara kita liahat bahwa orang-orang muslim dalam sejarah tidak pernaha terpedaya ke dalam paham bahwa  hukum itu adalah laknat, karena untuk menggenapi nubuwatan Isa ini, Nabi Muhammad menerangkan masalah ini secara lengkap dan menyeluruh kepada pengikut-pengikut beliau berkenaan dengan ini Nabi Isa bersabda ;

“Tetapi bila ia datang, yaitu Ruh kebenaran, maka ia akan memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran; sebab ia akan berkata dari dirinya sendiri; tetapi segala sesuatu yang di dengarnya itulah yang di katakannya”. (Yahya 16:13).

          Karena Nabi Muhammad telah menerangkan hal ini secara gamblang, maka orang-orang muslim tidak tersandung sampai mengatakan bahwa hukum adalah suatu laknat, walau pun Nabi Muhammad telah mengatakan yang sama benarnya dengan itu, yaitu bahwa melaksanakan bentuk luarnya saja dari syariat adalah laknat, bukan syariat itu sendiri seperti yang di lakukan oleh orang Kristen, tatkala serat syariat dan ke-rohanian menjadi lemah pada waktunya, maka karena pengaruh kelemahan ini mereka membuat penafsiran keliru dengan berkata bahwa hukum adalah laknat, mereka tidak melihat kepada Nabi Isa nya itu sendiri yang bahkan melaksanakan sholat dan puasa, dan menekankan pelaksanaan amal-amal baik lainnya, yang menunjukan bahwa Nabi Isa tidak memandang bentuk luar dari syariat itu adalah laknat,yang dianggap laknat oleh Nabi Isa itu sebenarnya adalah pelaksanaan syariat yang tidak sampai kepada jiwanya, maka kata-kata yang di pergunakan kepada Nabi Isa dalam Al-qur’an adalah ;

“Kami menolongnya dengan Ruhul Qudus”.

          Berarti hal-hal penting yang berhubungan dengan kebersihan pikiran terbuka baginya, dan bahwa misinya adalah khusus untuk menekankan segi-segi ini dari ajaran itu, yang di konsolidasikan dengan suatu dukungan rasional dari perintah-perintah dalam syariat, karena tasawuf di zamannya sedang mencapai tingkatan yang dapat di lukiskan sebaik-baiknya sebagai masa remajanya.


No comments:

Post a Comment