Tuesday, September 6, 2011

Arti Muhammad Sebagai Nabi Terakhir (Bab 5)

Arti Muhammad Sebagai Nabi Terakhir

         Banyak sekali orang-orang yang telah membenarkan segala sesuatu karena kebiasaan dirinya akan sesuatu,sehingga kebenaran pun tidak lagi di lihat dari sudut pandang ilmu melainkan menurut sudut pandang kebiasaan masyarakat akan sesuatu, contohnya seperti kata Muhammad, banyak orang yang berpendapat bahkan mungkin hampir semua orang-orang yang mengaku dirinya islam beranggapan bahwa Muhammad itu adalah nama sosok seseorang atau nama dari Nabi-nya orang islam, padahal kalau kita melihat dari keterangan Al-qur’an atau kitab itu sendiri yang mengatakan bahwa Nabi itu bernama Ahmad, namun masyarakat telah terbiasa memanggilnya dengan sebutan Muhammad, ada pula karena kebiasaanya tersebut akhirnya sebagian orang berpendapat bahwa akan ada lagi Nabi yang datang setelah Nabi isa yang bernama Ahmad, sehingga muncullah aliran baru dalam islam yang menamai dirinya Ahmadiyah, padahal maksud dari nama Ahmad dalam Q.S 61:6 itu adalah Muhammad itu sendiri, untuk itulah kita perlu mengetahui secara jelas segala sesuatu sebelum kita meyakininya, karena meyakini segala sesuatu tanpa bukti itu adalah kebodohan yang nyata,seperti yang ditekankan oleh rosul dalam Al-qur’an surat Al-hujurot bahwa orang-orang yang beriman harus men-tabayun-i segala berita yang di dengarnya sebelum di cerna dan di yakini, namun dalam kenyataannya tidak sedikit orang meyakini segala sesuatu tanpa mengkaji terlebih dahulu kebenaran beritanya, seperti pemahaman orang-orang akan Nabi Muhammad, banyak sekali orang-orang yang tidak mengetahui bahwa Muhammad itu sebenarnya bukanlah nama seseorang atau sosok seseorang dengan nama Muhammad, namun Muhammad itu adalah cahaya yang ada dalam diri seorang Nabi yang bernama Ahmad,(Q.S 61:6) yaitu Nabi Ahmad bin Abdullah ;
“Hai bani israil aku(isa) adalah seorang Nabi yang membenarkan kitab sebelumku (taurat) dan memberi kabar gembira bahwa akan datang kepadamu seorang rosul yang bernama Ahmad”. (Q.S 61:6).
         Jadi nama dari Nabi Muhammad itu sebenarnya adalah Ahmad,namun karena ummat islam telah terbiasa menyebutnya dengan sebutan Muhammad sehingga mereka melupakan nama asli dari Nabi Muhammad, dan dengan kebodohan informasi ini maka ayat ini di mampaatkan oleh seseorang yang bernama Ahmad gulam mirza, dia menganggap kalau Ahmad yang di maksud dalam surat tersebut adalah ayat yang di tujukan kepadanya, padahal Ahmad yang di maksud dalam surat itu adalah Nabi Muhammad S.A.W, jadi kesalahan paham ini timbul karena tidak semua orang mengetahui apa itu Muhammad, seperti halnya kata yang di ucapkan oleh orang-orang Kristen yang menyebut Nabi isa dengan sebutan yesus kristus yang kalau dalam bahasa arabnya yesus kristus itu adalah Roh Qudus atau jiwa yang suci, maka jelaslah jiwa yang suci itu tidak memiliki ayah bahkan ibu karena jiwa yang suci itu adalah anak Allah, sedangkan untuk syariatnya yang bernama isa maka jelaslah kalau isa memiliki ibu dan ayah sebagai mana fitrahnya manusia yang telah di gariskan oleh Allah bahwa manusia itu di ciptakan berjodoh-jodoh dan berproses sebelum ia terlahir ke dunia, jadi yesus kristus itu tidak memiliki ayah bahkan ibu, karena yesus kristus itu adalah roh suci dan itu adalah bagian dari Allah itu sendiri yang di turunkan kepada seorang manusia yang bernama isa, seperti pun kata Muhammad,sebenarnya Muhammad itu bukanlah wujud sosok atau seseorang namun Muhammad itu adalah cahaya atau Nur yang telah ada sebelum manusia dan alam ini di ciptakan,artinya Muhammad itu bukanlah sosok seseorang yang menamai dirinya dengan nama itu, namun orang-orang telah terlanjur memberikan gelar cahaya itu kepada seorang Nabi yang sebenarnya bernama Ahmad, jadi antara ahmad dan Muhammad adalah itu-itu juga dan tidak terpisahkan satu sama lain, Ahmad adalah sosok dirinya sedang Muhammad adalah sifat dan kepribadiannya.
           Seperti yang di pahami oleh orang-orang islam bahwa Muhammad itu adalah Nabi terakhir, namun tidak banyak orang mengetahui bahwa Muhammad itu adalah Cahaya atau ilmu yang turun kepada Ruh yang ada dalam dirinya, Muhammad itu adalah Aku yang sejati yang ada di dalam diri setiap manusia, sehingga kata-kata itu bisa menjadi benar apa bila ummat islam berkata bahwa Muhammad itu adalah akhir dari pencarian Aku yang sejati, Muhammad itu adalah Akhir dari Tujuan hidup setiap manusia, sebagaimana dalam pencarian jatidiri para ahli Tasawwuf dijelaskan sebagai berikut :
Yang kita cari itu: Siapa sebenarnya Aku? (apa itu Aku) Dari mana Aku datang atau apa alasan munculnya Aku?(asal mula Aku) Ke mana Aku akan pergi atau apa yang Aku cari? (akhir dari Aku)Apa yang harus Aku lakukan? (Jalan menuju akhir dari Aku).
   Insan mencari akhir dari Dukkha, dan awal dari Sukkha. Sayangnya insan salah mengartikan Dukkha sebagai Sukkha, dan Sukkha sebagai Dukkha. insan tidak tau mana yang Sukkha sejati, mana yang Sukkha palsu(Dukkha); bahwa sukkha palsu ini adalah awal dari dukkha,bahwa sukkha dan dukkha itu satu yang tak terpisahkan. Mengalami dukkha maka berikutnya sukkha; Mengalami sukkha maka dukkha menunggu dibaliknya. Bebas dari sukkha dan dukkha adalah kembali ke Aku Sejati yang lengkap dan komplit, murni, abadi ; Aku Sejati tidak butuh sukkha dan dukkha, karena bebas dari dualisme. Orang-orang yang mencari Aku Sejati juga menyebutnya sebagai Nirvana, padahal Aku yang sejati itu adalah Muhammad yang ada dalam diri setiap manusia, jadi benar memang Muhammad itu adalah Nabi terakhir,tapi dalam arti Akhir dari pencarian Aku yang sejati, karena setiap manusia memiliki potensi yang sama dan unsur yang sama dalam dirinya, setiap manusia memiliki Ruh dalam dirinya, dan Ruh itulah akhir dari pencarian sejati dirinya, dan itulah Nabi terakhir yang ada dalam dirinya, karena Dia akan membimbing dirinya dan menjadi petunjuk bagi dirinya ke jalan yang benar, namun ketika dirinya masih memuja sosok maka itu artinya dia masih menTuhankan sosok seseorang, maka disana artinya dia masih menduakan Tuhannya, dalam islam ia di sebut dengan kata syirik, yaitu menduakan Allah dengan sosok Muhammad, padahal antara Muhammad dan Allah itu satu kesatuan, tidak ada dualisme dalam dirinya, Allah adalah satuan dari semua Ruh yang di tiupkan ke dalam seluruh ciptaan-Nya, sedangkan Muhammad adalah akhir dari pencarian jati dirinya, maka di sanalah Muhammad akan menjadi Nabi terakhir bagi dirinya.

Dan perlu di ingat bahwa Al-qur'an menjelaskan bahwa Muhammad itu adalah "Khotamun Nabiyyin", tapi kenapa tidak di katakan "Khotamun Rosulin" ? . itu karena Muhammad itu bukanlah sosok, tapi
 Muhammad itu adalah cahaya yg ada di dalam diri seorang Rosul yg bernama Ahmad (q.s 61:6).

No comments:

Post a Comment