Sunday, September 25, 2011

MENCERMATI HUKUM DUALITAS DUNIA: ANTARA IBLIS DAN MALAIKAT.

Ketika kecenderungan pemikiran manusia selalu mengacu hukum dualitas, maka positif lebih baik dari negatif, baik lebih baik dari jahat, bener lebih baik dari salah. Jika konsep ini yang digunakan, maka kecenderungan pemikiran pasti akan ke arah kanan dan ini tidak mencerminkan keseimbangan atau harmonisasi. Sementara konsep alam semesta lebih pada harmonisasi atau keseimbangan alam. lihatlah konsep keseimbangan YIN-YANG.


Ketika Malaikat ditugaskan membantu manusia dan iblis ditugaskan menggoda manusia, maka hukum dualitas manusia bekerja, dan hampir semua manusia akan mengatakan Malaikat, baik dan iblis, jahat. Akhirnya rahasia ini terpecahkan, ketika berdiskusi dengan Bung Abie. Terutama dalam menterjemahkan kalimat taawudz. Selama ini kalimat Taawudz selalu diartikan sebagai, " aku berlindung dari godaan syeitan yang terkutuk", padahal yang dimaksud bukan lah yang terkutuk,
audzu billah himanas saiton nirozim itu artinya aku berlindung kpd Allah dari godaan setan yg merajam diriku, setan atau pun iblis itu merajam di dalam diri kita seperti dalam surat alboqoroh ayat 1-3.

kitab itu, adalah beriman kepada yg Ghaib, itulah kitab dalam diri, dan taqwa itu adalah kekuatan daya tahan kita kepada Sang Penguji dalam diri kita.

Jadikanlah Malaikat Guru yang baik, dan jadikanlah Iblis sebagai penguji yang baik.(Tuhan Sang Maha Guru). Sesungguhnya mereka (malaikat dan Iblis) juga utusan Tuhan dalam melaksanakan proses pendampingan dan proses pengujian kepada manusia, hahaha...Seandainya kita gagal dalam ujian, itu mah biasa, coba lagi...coba lagi...daya tahan dan semangat menghadapi Sang Penguji hidup akan sangat mahal pengetahuannya. Semoga ada hikmah yang nyata dibalik tulisan ini, salam!

Silih Wangi
Saling Mengharumkan
Silih asah, silih asih, silih asuh
Saling berbagi, saling mengasihi, saling menjaga

No comments:

Post a Comment