Tuesday, September 6, 2011

Peradaban Babilonia Dalam injil (Buku Qiyamat Bab 3)

Kebudayaan Babilonia Dalam Perjanjian Lama

         Lukisan tentang pemerintahan Babilonia seperti yang terdapat di dalam perjanjian lama juga menunjang pendapat Al-qur’an :
“Kata mereka : Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita kita cari nama supaya jangan terserak keseluruh bumi ! Lalu turunlah Tuhan untuk melihat kota dan menara yang di buat oleh anak-anak manusia tersebut, dan ia berfirman:Mereka itu satu bangsa dengan satu bahasa untuk semua, ini dalah baru permulaan usaha mereka, mulai sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan tidak ada yang tidak terlaksana, baiklah kita turun dan mengacau balaukan mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa mereka masing-masing”. (Kejadian 11 : 4-7)
        Hal ini menunjukan bahwa menurut sejarah yahudi juga ,bangsa Babilonia ini di kenal sebagai bangsa yang pandai mendirikan bangunan-bangunan yang tinggi, sebab kutipan tersebut berbicara tentang sebuah menara yang tinggi yang telah di bangun oleh mereka dan hal-hal khusus lainnya yang di gambarkan di dalam kutipan ini tampak lebih dari merupakan mitos-mitos alam, tetapi dari semuanya ini dapat di ambil suatu kesimpulan yang aman, bahwa rakyat Babilonia memiliki kemampuan yang hebat dalam membangun gedung-gedung yang Nampak menjulang ke langit.
         Dalam Al-qur’an juga suatu hal yang bersamaan dengan itu telah di sebutkan tentang firaun, tetapi dengan perbedaan yang menarik yaitu suatu keraguan firaun kepada Nabi Musa yang bisa bertemu dengan Allah sedangkan firaun sendiri yang lebih dahulu terlahir kedunia dan menjadi penguasa negeri belum pernah menjumpai yang namanya Tuhan, bukan berarti firaun itu tidak percaya akan Tuhan atau dia mengaku dirinya sebagai Tuhan, namun firaun selalu memandang segala hal menurut logika atau nalar dari akal-pikirannya, yang mana pikiran itu tidak akan bisa menjamah kekuasaan Allah, karena pikiran itu terbatas kinerjanya kepada hal-hal yang sifatnya kebendaan saja, namun firaun kala itu tidak menyadari akan peran pikiran dalam dirinya, sehingga ia membuat suatu tantangan kepada Musa seperti yang tertulis dalam (Q.S 28 : 23);
“Firaun berkata : wahai hamman bakarlah tanah liat untukku, kemudian buatlah dari tanah tersebut menara dan bangunan-bangunan yang tinggi agar aku dapat menaikinya dan melihat Tuhan Musa, karena sesungguhnya aku yakin Musa itu telah berdusta.
         Hikayat-hikayat tersebut menjadi hikmah bagi kita bahwa dalam kehidupan nyata ini pikiran dan kekuasaan membuat manusia melupakan nikmat-nikmat yang di berikan Allah kepadanya, dan pikiran selalu menyangka bahwa manusia tidak mungkin bisa bertemu dengan Allah, karena memang bukan dengan pikiran manusia bisa menjumpai Tuhannya, walau pun pada masa itu firaun telah mampu membuat bangunan-bangunan megah yang menjulang ke langit namun ia tetap tidak akan bisa menjangkau kekuasaan Allah yang Maha Besar yang tidak bisa di jangkau oleh pikiran manusia kecuali oleh rasa dirinya, karena egoisme firaun yang tidak mau kalah oleh Musa maka ia membuat menara untuk tempat observatorium, supaya firaun bisa mengetahui rahasia langit yang Maha Agung, sehingga itu menjadi hikmah bagi ummat manusia yang hidup setelahnya, bahwa manusia tidak akan bisa menjamah Allah dengan akal-pikiran.
         Di balik pikiran firaun bukanlah berarti dia ingin mencapai langit dengan bangunan dan menara-menara tinggi yang di buatnya itu,tapi pikiran yang sebenarnya dari firaun itu adalah karena dengan naik ke puncak menara yang paling tinggi tersebut maka ia dapat memperoleh suatu pemandangan yang lebih jelas tentang benda-benda langit sehingga ia dapat mengungkap kepalsauan dalam filsafat yang di ajarkan oleh Musa tentang Tuhan di mana kala itu Musa membantah tentang teori filsafat keTuhannya firaun.
         Demikian pula yang berhubungan dengan khaum ‘Aad Allah berfirman dalam qur’an surat (Q.S 26 : 128- 130);
“Apakah kamu mendirikan bangunan megah di setiap tanah-tanah yang tinggi tersebut untuk kemegahan yang sia-sia tanpa di tempati ? Dan kamu membuat benteng-benteng yang kokoh dengan harapa bisa hidup kekal ? Dan apabila kamu menyiksa maka kamu melakukannya dengan sangat kejam.
        Maksudnya ialah, Allah bersabda; Kamu bisa mendirikan bangunan-bangunan yang megah di puncak-puncak gunung, kamu membuat pabrik-pabrik besar dan pusat-pusat pengkajian ilmu di dalamnya, dan kamu mengira akan hidup kekal selamanya, kamu mengira akan  kekal (seperti orang-orang eropa yang membuat gudang persenjataan dan pusat pengkajian ilmu-ilmu di tempat tersembunyi seperti gunung dan mereka mengira selamnya akan berkuasa di dunia ini ), dan ketika mereka menguasai sebuah negeri mereka menghancurkan peradaban dan kebudayaan yang ada di dalamnya, dengan memaksakan lembaga-lembaga ciptaan mereka sebagai gantinya.
          Jabaar berarti orang yang menghambakan orang lain dan menonjolkan diri dan golongannya sendiri di atas orang lain,suatu cara yang biasa kita jumpai di zaman sekarang ini, seperti yang di lakukan amerika ketika ia menaklukan suatu Negara maka ia menghancurkan kebudayaan bangsa yang di kalahkannya tersebut dengan memaksakan kepada mereka lembaga-lembaga asing dengan cara berpikir asing yang sesuai dengan keinginan si penakluk.
          Dari bagian uraian ini,dan dari cara mengungkapkan yang dipergunakan didalamnya maka dapat di simpulkan bahwa ilmu pengetahuan dan persenjataan militer yang di miliki bangsa ‘Aad ini telah mencapai suatu ketinggian technology yang sebelumnya tidak di miliki bangsa lain, menginggat bagaimana cara bangsa ini menggali lobang-lobang jauh menembus ke dalam jantung gunung, sebagian ahli sejarah mengungkapkan pada masa itu pun telah di gunakan sejenis tepung mesiu untuk membuat lobang-lobang di gunung, dari dasar pemikiran ini maka tidak menutup kemungkinan pula mereka telah mampu membuat  senjata mutakhir yang memiliki kekuatan besar dalam menghancurkan sesuatu sehingga dengan itu ia bisa menaklukkan bangsa-bangsa lain dan memaksakan kebudayaan mereka sendiri ke dalam bengsa yang berhasil di taklukannya.

No comments:

Post a Comment