Tuesday, September 6, 2011

Qiyamat Nuh (Bab 5)

Zaman Ke Dua : Qiyamat Nuh

      
      Tatkala secara bertahap pengikut-pengikut Adam mulai membuat kemajuan dengan kesadaran akan pentingnya hidup dibawah suatu pemerintah yang teratur dan orang-orang menjadi lebih jinak, serta terbiasa dengan pembatasan-pembatasan yang dikenakan pada tingkah lakunya dan kewajiban-kewajiban yang di pikulkan kepadanya untuk kepentingan bersama, dan tatkala individu-individu mempunyai kesempatan untuk menunjukan kelebihan diri dengan jalan berkidmat untuk kepentingan-kepentingan umum, maka perlahan-lahan semangat bersaing tercipta dan berkembang semakin tajam dengan berlalunya waktu, manusia pun berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya, beberapa individu terbukti lebih pandai dan badanya lebih kuat dengan suatu rasa persekutuan yang lebih tinggi dibandingkan yang lainnya yang lebih dungu, bodoh, malas dan mementingkan diri sendiri misalnya, jenis perbedaan ini melekat pada setiap diri indiidu dan sudah menjadi fitrah Allah bahwa Allah menciptakan manusia dalam perbedaan, dan semakin majunya suatu peradaban maka perbedaan itu pun semakin nyata dan jelas, di dalam bentuk kebudayaan yang lebih maju dan tinggi, maka dalam banyak hal perbedaan itu menjadi terang dan besar sehingga beberapa anggota dari masyarakat mulai muncul menjadi pribadi yang lebih tinggi dan dikagumi oleh yang lainnya yang lebih rendah, sehingga muncullah mitos-mistos tentang dewa dan pengganti Tuhan.
        Tatkala tertib masyarakat yang didirikan oleh Adam sebagai awal mula pendiri sistem masyarakat beradab telah berjalan selama satu jangka waktu yang cukup,dengan sendirinya ia menyebabkan bertambahnya perbedaan-perbedaan ini dalam bentuk yang lebih tajam dari pada sebelumnya dan munculnya beragam budaya dan tradisi menunjukan tingginya perbedaan itu di sebabkan oleh tingginya peradabannya di masa lalu, seperti beragamnya budaya-budaya dan tradisi-tradisi yang ada di Indonesia ini, adalah suatu bukti peninggalan yang tertinggal dari tingginya peradaban nenek moyang Indonesia di masa lampau, namun ketika perbedaan itu semakin tajam, maka permasalahan yang ada didalamnya pun semakin muncul bersumber pada kesalahan yang bersifat kebetulan dan insidental dalam keadaan yang sedang berjalan, atau kesalahan yang di lakukan dalam pegawai-pegawai yang menjalankan roda pemerintahan, orang-orang kala itu tentulah mulai heran atas kemampuan  dari seseorang yang hampir bukan kemampuan manusia di pandang oleh pikiran mereka, dan di perbandingakan oleh kebodohan prilaku yang merajalela kala itu, sehingga timbullah suatu pemikiran dari orang-orang yang bodoh tersebut yang menganggap bahwa manusia yang memiliki kecakapan tersebut adalah dewa atau malaikat yang sedang menyamar, maka pada titik inilah munculnya syirik, penyembahan kepada hal yang bukan Allah, tatkala pikiran manusia menunjukan gejala akan tersandung kepada hal ini,dan beberapa aspek yang tidak diinginkan mulai muncul didalam badan-badan masyarakat yang mengatur tertib pemerintahan, maka Tuhan menurunkan Nabi Nuh.

No comments:

Post a Comment